Gerakan Silih Ekologis Keuskupan Agung Jakarta

 Rm. Andang L Binawan SJ  |     3 Jul 2016, 05:59

Fakta tentang pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change) bukan lagi isapan jempol. Sudah banyak orang mengetahui dan merasakannya.Intinya sederhana, manusia menjadi penyebab utamanya. Anthropogenic, begitu istilah akademisnya. Artinya, kekurangpedulian manusia menjadi bumerang bagi dirinya, selain karena "jejak karbon" yang tidak bisa dihindarkan dari setiap upaya manusia mencari kemudahan untuk hidupnya.

Gerakan Silih Ekologis Keuskupan Agung Jakarta

Terkait dengan masalah ini, Paus Fransiskus pada Juni 2015, mengeluarkan sebuah ensiklik berjudul "Laudato si', on care on our common home." Dalam ensiklik ini, Paus mengajak kita merawat bumi sebagai rumah bersama sebaikbaiknya, juga demi generasi yang akan datang. Paus mengingatkan kita akan keserakahan manusia. Paus juga mengajak kita untuk melakukan tobat ekologis karena selama ini kurang peduli. Paus menyinggung pula "utang ekologis" yang kita lakukan. Selayaknya, kita membuat silih atas utang dan dosa ekologis itu.

Dalam kesadaran penuh bahwa umat Katolik juga ikut utang dan dosa ekologis, diupayakan pertobatan ekologis. Ada gerakan memilah dan mengolah sampah. Ada gerakan pantikfoam (pantang plastik dan styrofoam). Ada gerakan menanam pohon. Yang belum dilakukan adalah gerakan "silih ekologis". Artinya, gerakan menyisihkan sebagian uang untuk mengganti emisi karbon yang ditimbulkan karena perjalanan yang dilakukan, khususnya perjalanan naik pesawat, dan memanfaatkan uang itu untuk memelihara bumi.

Untuk menindaklanjuti ajakan Paus Fransiskus agar kita melakukan pertobatan ekologis dan juga melakukan silih ekologis untuk membayar "utang ekologis" yang kita lakukan, dengan ini diluncurkan sebuah gerakan bernama Gerakan Silih Ekologis KAJ. Gerakan ini akan mengajak umat (termasuk romo, bruder, maupun suster) Keuskupan Agung Jakarta yang biasa melakukan perjalanan naik pesawat untuk menyisihkan uang sebagai silih. Jumlahnya boleh ditentukan sendiri, meski dalam hitungan kasar kira-kira Rp 10.000,- per jam terbang (artinya semakin lama terbangnya, semakin banyak yang disisihkan). Uang yang disisihkan sebagai silih ekologis inilah yang akan diwujudkan dalam penanaman dan pemeliharaan pohon serta pengembangan kebun-kebun KAJ tadi menjadi tempat pendidikan ekologis.

Bagaimana teknisnya? Pertama, mereka yang baru saja melakukan perjalanan naik pesawat, mengirimkan uang silih ekologisnya ke rekening KAJ (sedang diproses) yang dikhususkan sebagai "rekening hijau" (rekening peduli lingkungan hidup).

Kedua, KAJ akan menyalurkan dana yang tersedia ke pengelola tanah/kebun yang ditunjuk, dengan dua prioritas yang sudah disebut.

Ketiga, Secara berkala KAJ akan memberi laporan keuangan secara umum melalui web KAJ dan juga meminta laporan penggunaan dana dari pengelola kebun.

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi