Gembala Agung Menyapa Umat St. Benedictus Wilayah II

  26 Sep 2010, 10:29

Hari Rabu Pahing 1 September 2010, pkl.19.30 rumah keluarga Lisa Iskandar - Komplek Moneter No.9 Kemanggisan dipenuhi sekitar 40 umat lingkungan St. Benedictus Wilayah II. Waktu itu mereka mendapat kunjungan pastoral Romo. Ini kunjungannya yang kedua.

Umat mendengarkan pemaparan Romo tentang Tuhan Yesus, Gereja, ajaran Yesus (ajaran Gereja) dan Ekaristi. Semuanya perlu dihayati lebih mendalam, dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Romo tampil mirip David Carradine dalam film kung fu. Dengan gaya yang sangat persuasif romo memancing umat mengingat kembali dan menjawab pertanyaan-pertanyaan, juga yang terkait topik pembahasan beliau pada kunjungan lalu. Seperti biasa umat agak seret menyampaikan jawaban tegas lugas. Mungkin masih ada yang mengidap budaya malu, ragu atau jangan-jangan tidak tahu. Akhirnya ada juga jawaban umat.

Pertanyaan-pertanyaan romo pada umumnya bisa dijawab. Tetapi rasanya perlu ditumbuh-kembangkan sikap responsif yang lebih spontan dan cepat, berbicara lebih lancar, tepat dan akurat. Kemampuan rekapitulatif umat sebenarnya cukup baik, namun sudah lama umat tidak dibiasakan dalam hal dialog interaktif. Mereka lebih banyak menunggu. Walaupun begitu, keadaan ini tidak mengurangi kemeriahan pertemuan dengan Romo.

Selain tentang misa, liturgi gereja dan lain-lain, pembicaraan tentang bagaimana kita memanjatkan doa juga menarik. Doa bukan sekedar pemaksaan, ultimatum kepada Tuhan agar memenuhinya. Dalam posisi berdiri bertelanjang kaki, Romo meminta perhatikan pada intensi yang dibacakan dalam misa. Minta jodoh, minta lulus ujian, minta sembuh dan 1001 macam permintaan. Salahkah? Memang tidak. Apalagi mencermati kalimat... Mintalah, maka aku akan memberi. Yang utama, kualitas doa. Apakah Tuhan itu tampungan segala doa, kok minta melulu. Mengapa ajaran kasih yang Tuhan ajarkan tidak diejawantahkan dalam perbuatan nyata bagi sesama dalam keseharian kita?

Kisahpun beralih ke Eropa. Romo menuturkan ada oleh-oleh dari romo yang baru kembali dari Eropa. Singkat ceritera: orang Eropa berdoa ala kadarnya. Namun perbuatan nyata membantu sesama, luar biasa. Sebaliknya di negeri ini, umat berdoa sungguh luar biasa: durasi, munajat, jenis doa, semuanya benar-benar prima. Tetapi langkah nyata dalam berbagi kasih ternyata nyaris tak berupa. Sikap menggereja seperti di Eropa dan di negeri ini adalah salah, tegas Romo.

Yang benar adalah kombinasi keduanya yang melahirkan semangat Ora Et Labora, tegas Romo. Kita akrab dengan tiga patah kata itu, tetapi lupa mengetrapkannya. Disini gembala berperan mengingatkan umat agar menjalankan apa yang sudah Tuhan amanatkan. Itu salah satu manfaat penggembalaan. Semoga Romo tidak bosan.

(Suwanto Soewandi - St. Benedictus / Wilayah II)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi