Belajar Beriman Seperti Santa Maria De Pazzi

 Mia Andriani  |     20 Nov 2016, 08:08

Tuhan sangat mengasihi manusia. Tapi, Tuhan juga ingin agar kita bertekun dalam doa, hal-hal rohani, mengarahkan hati dan diri kita kepada Allah agar hidup menghasilkan buah. Itulah pesan yang disampaikan oleh Romo Stanislaus Lirmanjaya Sastra, O.Carm dalam retret tahunan Karmelt Awam di rumah retret Santa Monica, Ciawi, Bogor (14-16/10/2016).

Belajar Beriman Seperti Santa Maria De Pazzi

"Dia pasti akan memberikan bantuan dan rahmat-Nya, seperti Tuhan memberikan rahmat, pencerahan, ekstase dan mujizat lewat diri Santa Maria Magdalena de Pazzi karena ketekunan dalam hidup doanya yang terarah kepada Allah. Dalam diri kita ada bagian aktif dan pasif," ujar Romo yang akrab disapa Romo Jaya ini.

Retret dengan tema "Profil Hidup Santa Maria Magdalena de Pazzi" dibuka dengan ibadat sore dan misa pembuka oleh Romo Paulus Kristianto Puji Sutrisno, O.Carm selaku delegatus Karmelit Awam MBK. Sedangkan pengajaran selama retret dibawakan oleh Romo Jaya.

Retret ini diisi dengan enam sesi yang mengupas kehidupan Kecil Santa Maria de Pazzi sebelum masuk biara, kehidupan setelah masuk biara Karmel, pengalaman ekstase yang dialaminya, Pewahyuan sang sabda yang menjadi manusia sebagai wujud belas kasih Allah dalam ekstase tanggal 12-06-1585, pemahaman dan cintanya terhadap karya penyelamatan dalam darah Yesus dan kontemplasi dalam liturgi. Selain itu, ada juga acara ibadat harian, sharing kelompok, lectio divina, refleksi pribadi, doa Yesus, doa rosario, adorasi dan perayaan ekaristi.

Romo Jaya mengangkat cerita Maria dan Marta. Marta aktif dengan menyiapkan segala hidangan bagi Yesus. Sedang Maria pasif hanya duduk di dekat kaki Yesus. Menurut romo, kita boleh saja aktif melakukan kegiatan atau pelayanan di luar, tapi hendaknya aktivitas ini dapat menghasilkan buah berkualitas dalam Allah. Kita juga harus memelihara bagian pasif kita seperti Maria agar kedua bagian ini menjadi seimbang. Jika kita belum mampu, mintalah Tuhan yang sempurnakan.

Meylan selaku ketua panitia mengatakan baru kali ini mengikuti retret dalam keadaan silentium. Namun, justru dalam keadaan itu, semua peserta belajar untuk mengolah batin dan lebih merasakan penderitaan kristus, cinta Tuhan dan hidup Ekaristi dalam hidup doa masing-masing. Salah satu buahnya dapat terlihat setelah selesai mengikuti retret semua peserta pulang dengan hati gembira dan wajah ceria seperti habis memandang wajah Allah.

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi