Merayakan Paskah Dalam Keterlibatan

  26 Aug 2010, 18:18

Perayaan Paskah sudah di depan mata. Sudah terasakah auranya? Pertanyaan ini kembali ke masing-masing pribadi. Namun melalui berbagai kegiatan yang dimulai dengan Rabu Abu, Pertemuan APP, Jalan Salib, dan Pantang serta Puasa yang dijalani diharapkan Gema Paskah semakin berdentang. Ditambah lagi dengan adanya Pengakuan Dosa yang secara pribadi lang-sung menyentuh hati. Dengan kata-kata yang terucap dari Imam: ".....atas kuasa Gereja aku mengampuni dosamu", maka lepaslah segala belenggu dosa yang menjerat hidup kita. Hati menjadi lapang, rasa lega, serta gembira memancar dari raut wajah yang terlihat. Semoga hidup sebagai manusia baru menjadi misi utama untuk menjadi man of God (orangnya Tuhan) senantiasa.

Merayakan Paskah Dalam Keterlibatan

KETERLIBATAN DALAM MERAYAKAN PASKAHMerayakan paskah dalam ekaristi membutuhkan keterlibatan. Keterlibatan petugas untuk membantu menyiapkan segala perlengkapan supaya bisa tercipta suasana yang sakral, khidmat, dan penuh keagungan. Keterlibatan imam yang memimpin perayaan supaya terbangun keguyuban dalam satu tujuan. Keterlibatan umat sendiri dengan sepenuh hati memprioritaskan ekaristi sebagai tindakan yang sakral dan suci. Umat turut serta secara aktif baik dalam doa-doa bersama, melambungkan pujian dalam nyanyian, maupun juga dalam ketenangan mendengarkan firman. Keterlibatan umat untuk ikut andil dalam berbagai perlengkapan yang memang menjadi porsi umat.

Perayaan paskah tahun ini semakin menekankan keterlibatan itu. Pada saat minggu palma, umat dimohon membawa daun palma sendiri-sendiri. Bukan karena panitia tidak sanggup menyediakan daun palma, melainkan umat diajak untuk kembali menyadari dan menghayati hakekat minggu palma. Ketika Yesus dielu-elukan sebagai raja, segenap pengikutnya dengan spontan mengambil dedaunan. Mereka melambaikan daun-daun itu sambil berteriak: "Hosana,...". Daun-daun itu merupakan ekspresi spontan, ungkapan dari jiwa bahwa mereka menyambut Yesus sang Raja. Mereka tidak hanya berleha-leha, melainkan memberikan sesuatu yang mereka bisa. Mereka tidak hanya terima beres, melainkan mengekpresikan sesuatu yang bisa mereka lakukan. Mereka mau terlibat.

Saat ini dengan kesediaan umat meminta, mencari, maupun juga menyiapkan daun palma sendiri diharapkan umat akan merasakan bahwa perayaan yang diikuti perlu dipersiapkan dengan segenap hati. Selain kebersihan batin, kesegaran badan, kerapihan penampilan, diharapkan kerelaan untuk membawa daun palma juga sebagai wujud dari persembahan. Semoga Tuhan berkenan. Lebih dari itu, dalam setiap perayaan ekaristi, sudah tidak zamannya lagi umat selalu diingatkan untuk mematikan HP. Umat yang dewasa adalah umat yang sadar diri. Pribadi yang dewasa adalah pribadi yang tahu malu apabila mengganggu orang lain. Maka pribadi yang baik adalalah pribadi yang tahu tujuan, mengupayakan tujuan itu, dan menjalankan sesuai dengan tujuan tersebut. Datang ke gereja pasti tahu tujuannya kan?

Keterlibatan umat semakin ditingkatkan dalam perayaan Paskah anak-anak. Perayaan ini menitik beratkan pada pembelajaran dan pendasaran iman. Anak-anak diharapkan memiliki suatu pengalaman kebersamaan dengan teman-teman sebaya untuk secara khusus merayakan Kebangkitan Tuhan. Di dalam perayaan ini diharapkan adanya sentuhan-sentuhan firman sesuai dengan dunia anak-anak dan adanya pendasaran ajaran yang bisa menjadi bekal sampai tua. Maka keterlibatan orang tua dalam perayaan ini lebih pada kesediaannya untuk memberikan pengertian, dorongan, serta bimbingan supaya anak-anak tetap pantas disebut anak-anak Tuhan. Ingatlah bahwa anakmu hanya titipan dari Tuhan, mari kita pertanggungjawabkan kembali kepada Dia sang pemilik.

Demikian juga denganperayaan Paskah Orang Sakit. Tahun ini dibedakan dengan Perayaan Lansia. Memang lebih merepotkan, namun spiritnya lebih sesuai. Inilah keterlibatan itu. Perayaan Paskah orang sakit menitik beratkan pada penghiburan, peneguhan, serta kuatnya pengharapan. Sakit merupakan kondisi. Sakit merupakan keadaan manusiawi. Siapa pun bisa terkena sakit. Oleh karena itu, perayaan ini untuk memaknai bahwa dalam kondsi sakit pun Tuhan tetap bisa dirasakan sentuhan kasih-Nya. Tuhan tetap diyakini sebagai pribadi yang mencintai. Sakit bukanlah tindakan penghukuman, melainkan suatu kesempatan pemurnian untuk bisa mencapai keabadian. Sakit....bisakah tetap disyukuri? Maka secara khusus akan diberikan Sakramen pengurapan orang sakit.

Tidak kalah pentingnya Perayaan Paskah untuk Lansia. Usia tua merupakan anugerah. Dulu diyakini bahwa semakin tua berarti semakin berkenan pada Tuhan. Namun kenyataannya semakin tua semakin membutuhkan pengertian, pelayanan, serta kasih yang lebih besar. Maka Perayaan Paskah Lansia dimaksudkan untuk memberikan perhatian khusus kepada mereka yang mendapat anugerah usia tua. Pengalaman hidup yang sudah dijalani perlu juga diberi ruang untuk diekspresikan lagi. Cerita kepada yang lebih muda, isinya hanya menggurui. Tak jarang cerita itu berulang sehingga dianggap membosankan karena bagi yang menerima cerita dia sangat ingat apa yang sudah diceritakan. Namun bagi si pencerita dia lupa. Nah bagaimana hasilnya apabila yang bercerita dan yang diberi cerita sama-sama lupa? Menarik, bergairah, dan menyenangkan karena akan saling mengisi. Nostalgia yang membahagiakan diharapkan dalam perayaan ini. Sekali lagi semuanya membutuhkan keterlibatan.

YAKIN TUHAN MENCINTAI KITA

Semoga perayaan Paskah sebagai perayaan iman, semakin memperteguh keyakinan bahwa Tuhan sungguh mencintai kita. Bagi kita pun Paskah menjadi tanda kebangkitan diri untuk selalu memuliakan Allah dalam kasih yang nyata kepada sesama.

(A. Rianto)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi