Lingkungan MBR 7 Songsong Tahun Baru 2011

  22 Jan 2011, 04:04

Dalam rangka menutup tahun 2010 dan menyambut tahun 2011, umat MBR 7 mengadakan ziarek selama dua hari satu malam (8 dan 9 Januari 2011) ke Pondok Remaja PGI di Cipayung, Bogor, yang diikuti oleh 38 orang warga, termasuk 4 orang anak dan 3 orang remaja.

Lingkungan MBR 7 Songsong Tahun Baru 2011

Romo Yohanes Dwi Harsanto Pr dari KWI Jakarta ikut serta sebagai pembimbing rohani. Kebersamaan kami terasa sangat akrab walaupun hanya dalam waktu yang begitu singkat.

Pada hari pertama, setelah makan siang, kami saling berkenalan dengan Romo Dwi, yang ternyata sangat kocak, sehingga waktu berlalu tanpa terasa. Sesudah istirahat dan mandi, kamipun berkumpul kembali untuk melanjutkan acara bincang-bincang bersama Romo. Dengan menggunakan Laptop, Romo memaparkan cara membaca, merenungkan dan mencoba mengerti ayat-ayat suci Alkitab.

Lingkungan MBR 7 Songsong Tahun Baru 2011

Dan kami pun segera mempraktekkan teori yang diberikan Romo, dengan bimbingan Romo tentunya. Kami pun berkesempatan menonton film pendek tentang Lasarus yang dibangkitkan dari kematian oleh Yesus.

Sesudah makan malam, kami beracara di luar ruangan dengan mengelilingi api unggun. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan yang telah memberikan malam yang cerah, tidak turun hujan.

Disekeliling api unggun kami kami berdoa dan bernyanyi. Jagung bakar, jagung rebus dan singkong rebus, serta minuman hangat, kopi dan teh, menemani kami melewati malam yang cukup dingin itu. Tidak sampai larut malam, kami pun kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat dan tidur, karena besok pagi jam 6.30 kami akan mengikuti misa.

Sesudah Misa pagi dan makan pagi, Romo bergegas meninggalkan Pondok Remaja PGI karena beliau harus menghadiri perayaan Natal di KWI. Setelah makan pagi, acara berikutnya adalah permainan-permainan yang melibatkan seluruh peserta ziarek. Permainan yang sopasti seruuubuangeet, menyebabkan ada peserta yang terkencing-kencing. Acara demi acara bergulir tanpa terasa: tebakan, pantomim, menyanyi, menari dll yang selalu memancing gelak tawa para peserta dan penonton. Puncak acara adalah tukar kado.

Dalam rekoleksi itu cerita Romo Dwi menyentuh hati kami. Romo berkisah tentang kakek/nenek buyutnya yang jadi lurah di desanya (waktu itu mereka Muslim) yang kemudian menjadi penganut agama Katolik.

Ceritanya begini: Pada suatu hari nenek buyut Romo melayat seorang warganya yang beragama Katolik yang meninggal. Beliau melihat jenazahnya dirias, dibedaki, dilipstiki dan berpakaian indah serta memegang kalung Rosario. Ada koor yang menyanyi dan ada Pastor yang memimpin acara di rumah duka itu. Setelah pulang ke rumah, nenek buyut Romo minta pada sang suami, agar nanti kalau nenek buyut meninggal, didandani seperti ibu warga katolik yang meninggal itu. Karena si kakek termasuk anggota ISTI (ikatan suami takut istri, ini kata Romo loh), maka ia memanggil Pastor yang memimpin misa di rumah duka tadi. Singkat cerita: jadilah nenek buyut beragama Katolik. Dan karena kakek buyut adalah seorang Lurah, maka separoh warga desa nenek buyut Romo pun ikut beragama Katolik.

(Wati, Anna /Lingk.MBR 7)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi