Seminar Di MBK: Hati-hati Makanan Kemasan Beracun

  28 Oct 2010, 22:57

Adapesan kepada bapak-bapak yang mempunyai kebiasaan ngopi (kemasan sachet), terus disusul makan mie instant ditambah langsung ngrokok. Ingatlah, tanpa disadari mengkonsumsi semua itu sama dengan mengakumulasi asupan racun yang mengendap di tubuh, dan akibatnya dalah menderita berbagai penyakit."Maka cepat-cepatlah buat testamen warisan yang jelas dengan jumlah nominalnya kepada anak-anaknya." Demikian tambahan seloroh dari DR. Maria Ratnaningsih, pakar ekonomi lingkungan dalam seminar Hari Pangan Sedunia, HPS di auditorium MBK (16/10/2010). Sesudah memaparkan tentang sejumlah makanan di sekitar kita yang tidak sadar kita asup sebagai pengganti nasi. Seminar yang diselenggarakan oleh DP MBK itu juga menghadirkan Tony Widyastono, manajer Diklat Harian Kompas yang berbicara tentang peran media dalam diversifikasi pangan pengganti beras. Di samping Romo Eko Aldilanto O. Carm tentang gembala pastoral ekologi, wujud dari peran Gereja Katolik tentang masalah pangan.

Menurut Ratna, kini tersedia berbagai macam makanan dengan kemasan yang menarik terutama di super market yang langsung bisa dikonsumsi. Paling popular adalah mie instant, yang baru-baru ini ditolak oleh Taiwan karena kandungan zat-zat pengawetnya sudah berada di ambang batas. Ia mendemonstrasikan betapa mie-mie itu mengandung MSG, sodium caseinate ketika dicampur dengan air tawar. Bayi di bawah usia 12 minggu dilarang keras mengkonsumsinya. Ratna sengaja tidak menyebut merk mie, karena akan mengundang permusuhan dan polemik. Begitu juga dengan minuman sachet dengan pemanis buatan cyclamic acid yang lebih manis dari pada gula. Ini menyebabkan kanker kandung kemih dan migren, tremor, sakit kepala, insomnia, hipertensi, diare, dan sakit perut. Hati-hati juga dengan bakso, ikan asin, ayam potong, sosis, tahu, dengan kandungan boraks, formalin, bisa merangsang gangguan otak, hati, ginjal. Ditambah makanan dalam kemasan styrofom, di mana bahannya mudah larut dalam makanan. Bisa kanker hati dan gangguan syaraf.

Semua bahan itu efeknya terhadap anak-anak kita, yang nyata adalah anak-anak perempuan cepat besar payudaranya. Namun buat anak laki-laki sekalipun tumbuh bongsor tetapi mempunyai alat kelamin kecil seperti bayi. Lalu, apa solusinya? Apa tidak makan? Yang terang ya, back to nature!

TUGAS MEDIASementara itu Tony Widyastono sebagai bagian dari media, tanpa henti mengingatkan bahayanya makanan-makanan instant itu kepada masyarakat di samping tentu, memprovokasi diversifikasi makanan selain beras. Dengan sejumlah data bahwa Indonesia kini sudah berada dalam titik kritis pangan, mengingat semua kebutuhan pangan sudah import. Karena selain berkurangnya lahan pertanian, juga pola hidup yang berubah bagi penduduk yang dahulu tidak makan nasi. Di beberapa daerah malah ada pameo " Belum menjadi manusia kalau belum makan nasi".

Romo Eko menekankan kepada Gereja yang peduli pada lingkungan, ketika Yesus memerintahkan membagi roti kepada 5000 orang dan tercermin dalam perayaan Ekaristi. Sebagai puncak perayaan syukur kehadiran Yesus sebagai sumber makanan dan minuman bagi keselamatan umat manusia."Sekarang, kitalah yang di utus membagi makanan itu." Maka gembala pastoral ekologi kini menjadi bagian dari misi Gereja Katolik, seperti yang dikerjakan oleh Romo Eko di daerah pedusunan di Purwakarta. Seminar diakhiri dengan tanya jawab, terutama pertanyaan dari kaum ibu-ibu yang praktis dan tepat guna, pasti untuk kepentingan rumah tangga dan masa depan anak-anak yang banyak ditujukan kepada Ratnaningsih.

(IG. Sunito)

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi