Andragogi dalam Pewartaan

 Yeremias Jena  |     28 Jan 2017, 09:42

Kerygma pertemuan keempat, Selasa (31/1/2017) akan membahas tema andragogi dan sebisa mungkin menunjukkan relevansinya dengan pewartaan. M. Beny Mithe, staf pengajar pada Prodi Kateketik Unika Atma Jaya Jakarta akan membawakan topik ini.

Andragogi dalam Pewartaan

Secara singkat, andragogi berarti 'berpusat pada orang dewasa' (man-leading), sebagai lawan dari pedagogi atau 'berpusat pada anak-anak' (child-leading). Demikianlah, andragogi berhubungan dengan teori mengenai pendidikan bagi orang dewasa. Teori ini membahas berbagai metode dan pendekatan yang digunakan dalam mengajar orang dewasa. Andragogi menekankan bahwa pendidikan orang dewasa hanya berhasil jika enam prinsip ini diterapkan, yakni (1) keinginan untuk mengetahui; (2) pengetahuan harus didasarkan pada pengalaman; (3) peserta didik harus terlibat aktif dalam rencana penyusunan maupun evaluasi pembelajaran; (4) topik atau tema yang dipelajari memiliki relevansi dengan kehidupan mereka; (5) pendidikan berpusat pada pemecahan masalah; dan (6) motivasi belajar peserta didik seharusnya berasal dari dalam dirinya sendiri.

Apa relevansinya bagi kita sebagai (calon) pewarta? Pewartaan mengandaikan metodologi tertentu. Dalam pemilihan metodologi ini (tema metodologi dalam pewartaan akan dibahas dalam Kerygma pertemuan ke-12), andragogi menjadi relevan, terutama jika para peserta adalah orang-orang dewasa. Demikianlah, pewartaan kita akan dapat diterima jika umat yang berkumpul memiliki keinginan yang besar untuk mengetahui dan semakin ingin mengenal Tuhan. Pewartaan kita sangat menyentuh dan bermakna jika ada ruang untuk sharing pengalaman dan saling menguatkan; bahwa lebih baik kita mengikutkan umat secara aktif dalam perencanaan topik atau materi. Hal terakhir ini sangat relevan terutama berhubungan dengan inisiatif umat lingkungan merencanakan pewartaan berdasarkan topik atau tema tertentu (di luar dari tema-tema yang memang sudah menjadi hal rutin dari Paroki atau Keuskupan). Pewartaan kita juga sebisa mungkin memecahkan problem atau masalah iman yang sedang dihadapi umat. Pewartaan apologetis menjelaskan dengan tepat sifat pewartaan ini. Akhirnya, pewartaan akan berhasil jika para peserta didorong atau dimotivasi dari dalam dirinya sendiri untuk mendengarkan ajaran iman, dan bukan karena paksaan dari ketua lingkungan, ketua wilayah, guru, orangtua, dan ototitas eksternal lainnya.

Adalah tugas setiap pewarta untuk memperhatikan, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi) dalam pewartaan. Paus Fransiskus mengaskan dalam Evangelii Gaudium, bahwa pewartaan kita harus dipersiapkan dengan baik, penuh dengan doa supaya Roh Kudus bisa membimbing, berpusat pada Kitab Suci dan liturgi Gereja, disampaikan secara sederhana dan rendah hati, jelas, praktis, positif, dan eskatologis. Andragogi yang kita pelajari dalam Kerygma pertemuan ke-4 ini mengafirmasi apa yang diharapkan Paus Fransiskus dari para pewartanya. Persiapan yang baik sebagaimana dimaksudkan Fransiskus menantang kita untuk memanfaatkan prinsip-prinsip andragogi ini dalam pewartaan kita. Dimensi praktis pewartaan berhubungan dengan prinsip 'manfaat' atau 'berpusat pada pemecahan masalah' dalam andragogi. Sifat 'positif' berhubungan dengan bagaimana mendorong umat memiliki motivasi internal dalam memahami ajaran Tuhan. Dimensi doa dan berpusat pada kitab suci serta liturgi Gereja tentu menegaskan sifat pewartaan itu sendiri yang berbeda dengan pengajaran pada umumnya.

Tantangan ada di tangan kita. Dengan bantuan teman-teman, kita optimis bisa menerapkan berbagai teori pendidikan orang dewasa dalam pewartaan kita.

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi