Pancasila Harus Menjadi Habitus

 Pras / API  |     30 Jul 2016, 17:41

Pada Sabtu (2/7/2016), digelar rekoleksi bertajuk "Kerahiman Berbuah Cinta Kasih" dalam aplikasi hidup berbangsa dan bernegara. Kegiatan ini merupakanrangkaian rekoleksi Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah (TSLBKA) yang dilaksanakan di Auditorium Gereja Maria Bunda Karmel.

Waktu mendekati libur Lebaran tidak menyurutkan antusiasme umat untuk mengikuti rekoleksi yang menghadirkan Romo Benny Susetyo, Pr dan Yunarto Wijaya selaku Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia ini. Buktinya, 600 bangku yang disiapkan hampir terisi semua.

Apa saja yang bisa dipetik dari rekoleksi tersebut? Berikut adalah sepuluh poin yang penulis kumpulkan:

1. Kita diajak mengangkat senjata cinta, yaitu kerahiman. Kerahiman adalah cinta kasih.
2. Pelayanan dengan kelembutan, cinta, sesuai kebutuhan yg dilayani.
3. Merangkul semua orang dan mencintai mereka apa adanya.
4. Kita sebagai pelayan, bukan bermental ndoro. Kita menjadi pemberi, bukan penerima.
5. Jangan takut jika muncul kegelapan. Kerahiman Allah akan hadir.
6. Pancasila harus dibatinkan dan menjadi habitus.
7. Kekuasaan sangat dekat dengan penyelewengan dan korupsi. Hati-hatilah.
8. Karakter seseorang akan terlihat aslinya setelah diberikan kekuasaan.
9. Memilih pemimpin lihat dari kualitas personal, rekam jejak, prestasi, dan kebijakan.
10. Paroki perlu membuat pelatihan kaderisasi dan kepemimpinan untuk mempersiapkan pemimpin di masa depan.

Beberapa pertanyaan umat hingga lewat waktu menggambarkan kepedulian umat akan hidup berbangsa dan bernegara untuk menuju kehidupan yang menampilkan Kerahiman Allah itu sendiri. Sudahkah kita peduli pada Pancasila?

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Seputar MBK (WM) Lainnya...