Beyond The Main Stream - Berani Beda

  29 Aug 2013, 15:47

Menjadi beda kadang terdengar begitu menakutkan. Apalagi bila semua orang di sekitarmu melakukan hal yang identik, dan kamu beda sendiri. Bisa-bisa diketawain, terus dicap konyol, norak, jaim, ga gaul, kudet, aneh, bahkan bisa-bisa dianggap ga waras lagi. Namun, kalo semua temanmu rame-rame lari menuju jurang, apa kamu juga mau ikut?

Kadang-kadang saat lagi nong-krong bareng teman sambil dengerin musik, sebenarnya kamu ga suka sama liriknya yang mempopulerkan kekerasan, kebencian, kegalauan. Namun kamu ga berkutik. Kalo kamu bilang ga suka, nanti kamu takut dijauhi teman.

Emang bener kata orang, ikut Yesus di jaman sekarang ini tuh tidak populer lagi. Kurang update, istilahnya KuDet! Di saat misa bareng-bareng teman, kamu tuh sebenarnya pingin banget nyanyi dengan suara lan­tang, buat memuji Tuhan Sang Juru Selamatmu, namun, karena teman kiri-kananmu ga nyanyi, kamu juga nutup mulut. Apakah benar kalau ikut Kristus tuh udah ga populer?

Dulu aku juga gitu. Sempat ikut-ikutan teman. Teman suka musik emo, aku ikutan emo. Teman suka musik heavy metal, aku ikut nyanyiin. Padahal tuh, hatiku tuh ga di sana. Temanku ikut balap liar, aku ikut sora­kin. Padahal aku tuh khawatir kalo temanku sampai celaka. Tapi aku lebih takut ditinggalin teman dari pada melakukan yang benar.

Ada satu hal yang menimbulkan penyesalan besar bagiku. Dulu aku kenal seorang teman cewek. Anaknya masih muda dulu, usia baru masuk kuliah. Hubungan pertemanan dia ga beres. Suka gonta-ganti pacar. Suatu hari dia bilang ke aku, dia hamil. Dan dia terus mengatakan bahwa kalomempertahankan kehamilan cuma akan bikin nyokap dia marah, dia bisa di-DO dari kuliahan, masa depan dia bisa hancur. Lalu apa yang aku laku­kan? Aku diam saja. Aku ga berani ngomong apa-apa. Padahal aku tahu kalo seks bebas itu salah, dan aborsi bahkan lebih salah lagi. Tapi aku diam saja. Aku takut dia ga mau temanan sama aku lagi. Dan itulah kesala­hanku. Aku tidak menyelamatkan jiwa temanku. Efek dari aborsi itu, memberikan mimpi buruk yang terus menghantui hidupnya, membuatnya menutup diri dan berkali-kali memikir­kan bunuh diri. Ia terjerumus semakin dalam ke dunia yang kelam. Sudah tidak terhitung berapa kali dia gonta-ganti pacar, dan melakukan aborsi, seolah-olah itu hal yang biasa.

Di manakah diriku, saat Kristus membutuhkanku menjadi terang dan garam bagi temanku? Aku diam dan bersembunyi. Bertahun-tahun kemu­dian, pertobatan membawaku pada gambaran yang jelas akan kasih Allah, Bapa Surgawi kita. Bahwa betapa besar Ia menginginkan setiap dari kita menjadi 'DUTA" bagi-Nya. Ia ingin agar kita menyuarakan kebenaran-Nya; berani hidup benar, berani melakukan yang benar, berani menyerukan kebenaran! Terdengar tidak populer memang, namun itulah yang dikatakan mereka yang mem­benci terang. Bagi kita anak-anak Allah, kebenaran itu adalah anugerah yang wajib kita bagikan pada sesama kita. Kita diutus untuk membawakan terang ke setiap sudut dunia yang gelap, agar nantinya seluruh dunia boleh menjadi terang-benderang dalam terang kasih Kristus. Pikirkan! Betapa banyak jiwa-jiwa yang bisa kamu selamatkan bersama Tuhan!!.

(Angela Maria Selly G, Life Teen)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi