Transmigrasi Iman

  31 Oct 2013, 22:04

Judul ini aneh. Mana ada transmigrasi demikian? Namun kalau tidak ada mengapa ditulis? Dari-mana asal muasal istilah mentereng tetapi hakekatnya melenceng? Tak lain bersumber dari rapat DP Pleno Paroki Tomang - MBK 13 Oktober 2013 lalu. Transmigrasi pengertian umum adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam satu Negara. Perpindahan pasti ada alasan macam-macam. Karena bencana, sengaja pindah karena masih banyak lahan kosong, tertarik dengan "masa depan" di wilayah baru dan harapan baru, dan alasan lain. Umat akan meraba-raba apa makna sebenarnya. Namun saya agak ragu sepertinya transmigrasi iman yang disampaikan Romo Heri, bagi sebagian umat seolah sudah bukan barang baru, lumrah dan bukan rahasia. Istilah baru (kalau boleh dikatakan baru) transmigrasi iman harusnya punya daya kejut. Mengapa terjadi "perpindahan iman". Memang Romo Heri menyampaikan dengan datar, tidak diwarnai rasa gusar, entah dalam hati. Namun bagi umat apalagi kalangan pelaksana sabda Tuhan transmigrasi iman pasti bukan sesuatu yang menggembirakan.

Transmigrasi iman merupakan "iman" kristiani Katolik ke iman lain. Adayang pindah walau masih sekerabat Kristen ada yang jauh disana yang kita tak tahu juntrungannya. Ada banyak alasan pindah. Masalah yang tampak rasional disikapi dengan emosional. Yang formal ditanggapi secara personal. Meski saat ini belum terbaca berapa prosen transmigran dari MBK. Pindah kemana saja mereka. Masihkah mereka menjalin talisilaturahmi dengan "mantan" induknya MBK? Saya ingat doa dalam bahasa Jawa seorang ketekis Pak Djokarso di Jogja lebih 60 tahun lalu ternyata terjadi juga saat ini: "Sadoyo panyuwun puniko kagem poro mudo ingkang katolikipunsaweg perlop" (semua permohonan ini ditujukan kepada kawula muda yang katoliknya sedang cuti). Kawula muda tekanannya, bukan kawulo tua. Ini bukan berarti transmigran sepuh tidak ada. Pak katekis rupanya "weruh sadurunge winarah". Lalu apa yang harus dilakukan?

Berdayakan anak muda, beri kepercayaan mengelola diri dan lingkungannya. Para sepuh hendaknya menyadari bahwa "Hari yang bakal datang bagi tanah air dan bangsa (dan tentu saja gereja) terletak pada hari sekarang. Dua hari sekarang itu adalah Anda pemuda dan pemudi". Ini bukan pemikiran Import. Ini penegasan Dr. Cipto Mangunkusumo pahlawan nasional kita. Apabila dalam acara spiritualitas yang mengawali seluruh pertemuan DP Pleno - yang intinya - regenerasi - maka peran anak muda, generasi muda harus ditingkatkan. Ini bukan hal mudah. Pendekatan yang inspiratif, persuasive akan membuka hati dan pikiran mereka, bahwa sebagai makhluk sosial yang menggereja dituntut pula adanya tanggung jawab atas tantangan hidup. Para sepuh harus legowo, menyerahkan tongkat estafet sebagian penanganan hidup umat MBK. Para muda dan yang berjiwa muda siap menghadapi tantangan manakala menerima amanat buat merawat hidup imamat umat, utamanya di Maria Bunda Karmel.

Tips kecil: "Layang-layang hanya dapat naik karena menantang angin, dan bukan karena mengikuti angin". Meski angin dalam kalimat itu tepat perannya, namun jangan sekali-kali bekerja angin-anginan, itu tidak dikehendaki dalam sebuah tata sikap kerjasama dalam berorganisasi meski nuansanya pelayanan.Tuhan memberkati.

(Suwanto Soewandi-St. Benedictus)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi