Mandela: "Saya Bukan Santo. Saya Pendosa yang Selalu Berusaha"

 Ign. Sunito  |     4 Jan 2014, 10:20

Manusia besar dunia abad ini, Nelson Mandela, yang wafat setelah mencapai 95 tahun dimakamkan di tempat kelahirannya di Qunu, Afrika Selatan. Banyak tulisan untuk mengenangnya sebagai orang besar, baik perjuangan, penderitaan yang dijalaninya yang diterima dengan tabah. Namun dibalik itu, umur panjang dicapainya karena pribadinya yang relaks bisa serius, tetapi juga humoris pada saat yang tepat. Orang yang mengenalnya dekat bisa menceritakan gaya humornya, baik ketika bergaul dengan dari anak-anak sampai sampai dengan kalangan terhormat. Humor cerdas tingkat tinggi, seperti yang dituturkan wartawan CNN, Robyn Curnow.

Ketika mengunjungi suatu sekolah TK, Mandela dialog dengan anak perempuan umur 4 tahun. Ditanya berapa usianya? jawab Mandela," saya tidak ingat karena sudah lama sekali." Mengapa dipenjara? " Aku kesana bukan saya suka. Tapi beberapa orang itu yang mengirim aku kesana," jawab Mandela. Berapa lama?" Wah, saya tidak ingat. Karena lama sekali." Dan anak itu menyahut dengan polos," Anda ini pria tua yang bodoh! " Dialog tanpa diatur ini menimbulkan gelak tawa yang hadir.

Demikian juga meski tidak jadi presiden ia diundang dalam forum pengusaha Afsel. Pidato awalnya, " Terima kasih Anda sudah datang dan mendengarkan pidato orang tua sudah miskin pengangguran lagi. Mungkin, Anda bisa memberi pekerjaan untuk saya? Dan gelak tawa riuh. Hasilnya jutaan dollar masuk ke donasi Yayasan Mandela yang bergerak dibidang sosial a.l. penanggulangan HIV/AIDS. Kalau bertemu dengan bekas musuh-musuhnya (yang membuat ia sengsara), ia selalu memuji, " sungguh, saya merasa terhormat bertemu dengan Anda!" Lagi, ketika mengunjungi penjara ketemu dengan sipir yang selalu mengencingi dirinya setiap pagi di selnya. Sipir itu sudah pucat pasi, Mandela relaks saja. " Kancingkan celanamu rapat-rapat. Jangan kencing sembarangan." Meledaklah tawa orang-orang disekitarnya

Lebih hebat lagi ketika audiensi dengan Ratu Elizabeth II di Istana Buckhingham 2003 dalam sambutannya Mandela tidak menyebut Her Royal Highness, tetapi cukup menyebut Elizabeth saja. Ketika ditanya mengapa demikian?" habis dia memanggil saya, Nelson, saja! " Lebih gila lagi ia menyapa ratu dengan, " Anda sekarang kok, kurus?" Sebenarnya sapaan itu ditujukan kepada dirinya sendiri. Inilah sekelumit dibalik cerita kebesaran dan kemanusiaan seorang Mandela. Sebuah indikator kehebatan seorang pemimpin. Bandingkan dengan pemimpin-pemimpin Indonesia banyak yang meragukan dirinya sendiri. Menutupinya dengan pencitraan over dosis tentang dirinya. Dari yang nomor satu yang selalu mengeluh, seolah keberatan beban? diikuti pembantu-pembantunya sampai tak malu-malu berkoar- koar komitmennya untuk rakyat. Padahal tidak berbuat apa-apa malah korupsi lagi. Ampun, deh!

Hal yang luar biasa adalah gagasan dan contoh hidupnya adalah suatu kebajikan " Memaafkan tetapi tidak melupakan". Kebajikan yang walaupun semua agama dan nilai-nilai luhur mengajarkan, namun tidak sanggup dilakukan oleh setiap orang".

Begitu luar biasanya dia, banyak orang menganggap dirinya seorang Santo. Namun kata Mandela: " Saya bukan Santo. Tetapi Pendosa yang selalu berusaha."

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi