Menjaga Hati

  9 Jun 2011, 19:26

Pada diri setiap manusia pasti mempunyai Suara Hati atau Keinsyafan Batin. Suara Hati merupakan daerah konflik antara perbuatan dan kenyataan yang seringkali berbeda. Suara Hati kadang menyalak saat kita melakukan hal yang berlawanan dengan 'kebenaran'. Tanpanya barangkali Moral atau Agama tidak ada dalam kehidupan Manusia,

Menjaga Hati

Suara hati bersifat subjektif,karena ditentukan oleh diri sendiri. Dan setiap manusia mempunyai kewajiban untuk selalu mendengarkan suara hatinya. Mungkin dari sini suara hati bisa dikatakan sebagai wujud ketaatan kepada Allah.

Dalam suatu diskusi, pada Acara Pendalaman Rohani, Romo mengatakan, bahwa dalam gelombang kehidupan yang menerpa diri manusia, Ia yang berbuat yang menyimpang dari Ajaran-NYA, bukan karena ingin berdosa, tetapi lebih karena disesatkan, dibujuk, dan terbujuk sehingga Ia melakukan perbuatan sesat itu, karena adanya janji-janji kebahagiaan dengan melakukan perbuatan tersebut.

Romopun melanjutkan, karena Hati merupakan inti kehidupan, harus dijaga, agar jangan tersuluh, dan terhindar dari kekaburan yang dibawa oleh kedagingan.

Menjaga Hati, merupakan usaha yang sangat berat, karena kita dikelilingi oleh hiruk pikuknya bujukan-bujukan sesat diseluruh aspek kehidupan.

Kemampuan Manusia untuk melawan sangat terbatas, tidak dapat dilakukan dengan kekuatan sendiri, melawannya hanya dapat dilakukan oleh Anugerah Allah.

Itulah sebabnya, setiap kali sebelum acara Liturgi dimulai. Umat diminta untuk merenung tentang keutamaan Tuhan, untuk mengevaluasi diri apa yang telah diperbuat untuk-Nya, dengan pikiran demikian, keadaan hati yang bersih akan terpelihara, dan selanjutnya memupuk pertumbuhan ke-imanan de-ngan adanya pengharapan.

Selain itu gerejapun selalu mengingatkan agar selalu mencari kebenaran Tuhan. Dengan terlibat dalam pelayanan serta mewartaan ajaran-Nya, serta berusaha memelihara dan memperbaiki hubungan dengan sesama, mungkin kita bisa mengasah untuk mengikuti suara hati. Apa lagi dengan cara berdoa, selalu berbuat baik, yang tercermin dalam proses pertobatan secara terus menerus, bisa dipastikan manusia dapat mempersiapkan diri untuk menerima anugerah Tuhan. (ROM.8: 26)

Penjelasan Romo ini menyadarkan Saya, bahwa mengapa selama ini hidup terasa sangat berat dan terseok-seok. Sadar sedang tersesat, tahu mana yang benar, tapi tidak bisa mendengar suara hati,karena Saya mengandalkan kekuatan sendiri.

Saya harus melangkah, dan langkah pertama itu adalah sebuah renungan tentang keutamaan Tuhan dan mengevaluasi apa yang telah Saya perbuat untuk-Nya, agar dapat melangkah kepada langkah yang selanjutnya, semoga Tuhan berkenan.

(Dadang Rochiyat)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi