Bersaksi Bagi Kristus Sebagai Bagian Pengutusan

  4 Feb 2011, 14:20

"..... pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Matius 28: 19), merupakan tugas pengutusan yang diingatkan pada umat Katolik setiap akhir misa. Tidak dapat dibayangkan bahwa pribadi Katolik bersedia menerima Sabda Allah dan menyerahkan dirinya kepada Kerajaan Allah tanpa bersedia memberi kesaksian tentang hal itu dan mempermaklumkannya.

Ditengah kehidupan yang didominasi nilai nilai sekuler, individualisme, materialisme, hedonisme dan lain-lain yang mengesampingkan nilai nilai iman, bersaksi bagi Kristus sebagai bagian dari pengutusan merupakan jawaban ampuh perbaikan kerusakan moral ini. Tetapi mengapa umat Katolik banyak yang sulit atau enggan bersaksi, bahkan di lingkungan sesama umat Katolik sekalipun?

Dengan bersemangat orang Katolik bersaksi dan menganjurkan orang lain mencoba makanan dan jajanan favoritnya, HP, diet tertentu, pakaian, tas, sepatu, asesori, film, bacaan serta pelbagai hal lain - tetapi mengapa antusiasme ini tidak tampak dalam bersaksi bagi Kristus?

Pada Gereja awal evangelisasi awam merupakan tonggak utama kehidupan Kristiani, dan kemudian misionaris Katolik menyebarkan Kabar Baik ini ke seluruh dunia. Pelbagai denominasi Kristen bahkan lebih unggul berevangelisasi dibanding Katolik yang terbius menyerahkannya kepada Gereja klerus dan hirarki.

Orang Katolik enggan bersaksi padahal diminta Yesus menjadi terang dan terutama garam dunia (Mat. 5: 13-16) agar menjadi tanda kesaksian yang kelihatan dan terpercaya kepada masyarakat sekitar dan dunia.

Ujung tombak evangelisasi adalah pertobatan, membuat Yesus benar-benar Tuhan kehidupan kita, perubahan mendasar ini wajib dalam mengemban tugas pengutusan. Peningkatan relasi dengan Tuhan merupakan bagian krusial evangelisasi. Keadaan ini kini mulai berubah sejak Konsili Vatikan II, dan Paus Paulus VI serta paus-paus selanjutnya menyadarkan kembali tugas pengutusan segenap umat Katolik, bukan hanya klerus-sebagai evangelisasi baru. Sebenarnya tidak ada yang baru. Situasi jaman kitalah yang baru, dan mendesak dengan bimbingan Roh Kudus memberi jawaban lebih kreatif. Memang telah kita peroleh katekese saat dibaptis, tetapi agar tak memudar, pengalaman Kabar Baik Injil yang hidup, harus terus digali, dihayati serta dibagikan kepada orang lain agar kita sendiridan orang lain disegarkan kehidupan rohaninya, yang kemudian oleh kesaksian kita juga pada saatnya akan dibawa kepada pengalaman hidup akan Allah.

Sekolah dan Kursus Evangelisasi Pribadi, Seminar Hidup Baru Dalam Roh, Sekolah Penghayatan dan Pendalaman Iman Katolik dll. merupakan pintu gerbang memasuki relasi pribadi dengan Tuhan yang hidup dan mengasihi-Nya semakin mendalam. Inilah yang akan mengobarkan hati untuk melakukan hal yang sebelumnya bahkan tak terpikir untuk melakukan misalnya semangat berdoa, membaca Kitab Suci, melayani orang lain, karena mengalami perubahan penilaian akan hidup, pemikiran cara hidup dan mendorong memberi kesaksian menceritakan pengalamannya bersama Tuhan. Bersama dengan klerus dan seluruh komunitas basis kita merangkul sesama dengan dua lengan Gereja: lengan pelayanan liturgis dan pelayanan pewartaan/penginjilan, membantu membuka pintu Kerajaan Allah bagi Sang Penebus. Cara hidup dan tingkah laku yang didasarkan pada Injil dan kesadaran akan Kasih Allah akan menarik banyak orang dapat mengalami penyelamatan dan damai Kristus juga.

Semoga seperti perempuan Samaria di sumur Yakub setelah berjumpa Yesus, berkat kesaksian kita banyak orang juga berkata: "... Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kau katakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia" (Yoh. 4: 42).

(Ansano Widagdyo - Ratu Damai 4)(Sumber: Penjelasan pada Seminar KEP dan SHBDR)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi