Jangan Beri Yang Sisa-Sisa Untuk Tuhan

  4 Feb 2011, 14:56

Suatu hari ketika mengikuti ujian akhir semester, saya lupa membawa pensil 2B. Padahal pada ujian dihari itu untuk mengisi jawaban-jawaban kami harus menggunakan pensil 2B. Akhirnya saya pun berusaha mencoba mencari pinjaman pensil 2B. Setelah bertanya kepada beberapa teman, akhirnya ada juga yang bisa dan mau meminjamkan pensil kepada saya. Saat saya menerima pensil pinjaman dari teman saya, saya sempat melihat di dalam kotak pensilnya ada beberapa pensil 2B yang masih panjang, baru diraut, dan belum pernah digunakan sebelumnya.

Saya pun bertanya dalam hati, mengapa dari beberapa pensil 2B yang masih bagus, panjang dan baru diraut itu, ia meminjamkan pensilnya yang sudah pendek, belum diraut, dan jauh dari kata baru kepada saya? Namun sebagai peminjam, saya tak punya hak untuk komplain, dan yang penting saya bisa mengikuti dan mengerjakan ujian akhir semester ini.

Selesai ujian, saya merasa Tuhan berbicara: "Mengapa nak, kamu tidak terima yang diberi pinjaman pensil itu? Belajarlah mengucap syukur. Apakah kamu mengerti, kalau Aku seringkali kecewa dan marah saat melihat anak-anak-Ku ketika memberi tidak memberikan yang terbaik, padahal mereka memilikinya?"

Kita dapat belajar dari Abraham, ketika kepercayaannya diuji oleh Allah (Kejadian 22: 1-18). Allah menguji Abraham dengan memerintahkan dia mempersembahkan Ishak kepada Tuhan sebagai korban bakaran. Abraham tidak tawar-menawar dengan Tuhan. Ia tidak menolak, taat, dan melaksanakan perintah itu. Abraham mempunyai iman bahwa Tuhan sanggup untuk membangkitkan Ishak walaupun ia sudah mati dan Allah sanggup menjadikan yang tidak ada menjadi ada.

Karena tidak segan-segan mempersembahkan anaknya untuk Tuhan, maka Tuhan pun memberikan berkat yang sangat besar kepada Abraham "maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapatkan berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku," (Kejadian 22: 17-18).

Berkat besar dari Tuhan biasanya tidak sekaligus datang. Perlu proses, dari kecil menjadi besar. Allah selalu memberikan ujian untuk setiap peningkatan berkat, dan semua orang yang menginginkan berkat seringkali tidak bisa mendapatkannya. Penyebabnya adalah kita tidak siap untuk terima ujian. Kalau kita ingin diberkati berlimpah maka kita harus rela untuk mempersembahkannya pada Tuhan, sekalipun yang diminta Tuhan itu sesuatu milik kita yang sangat kita kasihi atau yang satu-satunya ada pada kita. Seperti Allah mempersembahkan putra-Nya, Yesus yang telah mati di Golgota menjadi korban bagi keselamatan umat manusia untuk selamanya.

Persembahkanlah hanya yang terbaik bagi Allah, dan janganlah berikan yang sisa-sisa atau apa adanya. Bukankah Allah senantiasa mempersembahkan yang terbaik bagi kita?

(Aria Sankhyaadi - Lingk. St. Antonius Padua, Wilayah II)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi