Tangga Spiral Ajaib St. Loreto, Santa Fe

  7 Jan 2011, 18:29

Santa Fe, New Mexico mulamula dibangun oleh Spanyol tahun 1610 namun terpaksa diserahkan pada Amerika 1848 karena kalah perang. Kapel pertama tahun 1610 yang dibangun rahib Fransiskan hancur dalam Revolusi Pueblo tahun 1680. Gereja kedua, kapel Conquistadora, dimana tersimpan patung Maria tertua yang dibawa ke Amerika (tahun 1625) didirikan 1717.

Tangga Spiral Ajaib St. Loreto, Santa Fe

Jean Baptiste Lamy, pastor Perancis kelahiran 1814 ditahbiskan menjadi imam 1838 dan bekerja di Ohio dan Kentucky sejak 1839, diangkat menjadi Uskup vikariat apostolik New Mexico oleh Paus Pius IX pada 23 Juli 1850, wafat tahun 1888.

Jean Baptiste Lamy sampai di Santa Fe musim panas 1851. Menyadari perlunya tambahan rohaniwan untuk mengurus kurang lebih 3000 umatnya, ia mohon bantuan.

Menjawab permohonan tersebut tahun 1852, 7 biarawati Loreto meningggalkan biara mereka di Kentucky menuju Santa Fe. Perjalan ke Santa Fe ditempuh berbulan-bulan dan penuh penderitaan. Mereka mencapai Santa Fe tahun 1853.

Setelah bergiat hampir 20 tahun dalam pendidikan, mereka mendambakan adanya kapel. Lewat sumbangan dan warisan pribadi mereka sebesar US$ 30,000, kapel Loreto setinggi 85 kaki dapat diselesaikan dalam kurun waktu 1873-1878 (Renovasi dan tambahan tambahan dilakukan sampai 1890).. Desain kapel ini dibuat oleh arsitek Perancis Antoine Mouly (yang kemudian buta hingga dibantu putranya Projectus Mouly) meniru kapel pribadi Gothic Raja Louis IX tahun 1246 Sainte Chapelle di Paris. Seluruh jendela dan kaca timah patri kapel Loreto yang indah diimport dari Perancis, namun batu bangunannya dari Cerro, Colorado tak jauh dari Santa Fe.

Ketika kapel hampir selesai dan terhenti karena kematian Projectus Mouly, entah karena radang paru paru atau dibunuh, ibu superior biara Magdalena baru menyadari bahwa tak ada tangga untuk mencapai balkon tempat paduan suara, sedangkan untuk membuat tangga spiral, tak cukup ruang. Ketika tak seorangpun ahli bangunan menyanggupi, ibu superior biara beserta seluruh biarawati bernovena 9 hari pada santo pelindung mereka St. Jusuf. Pada hari terakhir novena, seorang tukang kayu tua berjanggut dengan keledainya dan membawa alat-alat amat sederhana muncul di biara menawarkan kesediaannya dengan syarat dibiarkan sendiri waktu bekerja tanpa diganggu. Tukang kayu tua ini bekerja siang malam dengan amat cepat membuat anak tangga spiral tanpa paku (hanya pasak kayu/dowel), lem atau tiang (newel). Setelah selesai dia melapor ke ibu superior biara Magdalena yang dengan penuh kekaguman menyaksikan anak tangga spiral setinggi 22 kaki (6,6 m), tukang kayu ini diam-diam meninggalkan mereka tanpa minta biaya jasanya atau ucapan terima kasih.Baru disadari bahwa tangga spiral ini mengandung 4 misteri:

  1. Identitas tukang kayu sebenarnya tak diketahui seorangpun di Santa Fe.
  2. Tak seorang ahli pun mengerti bagaimana tangga ini dapat seimbang dan tidak roboh tanpa tiang penyangga.
  3. Material kayu tak terdapat dimanapun di Amerika (berasal dari kayu pohon Timur Tengah yang telah lenyap di dunia saat itu)
  4. Anak tangganya berjumlah 33, umur Tuhan Yesus.

  1. Identitas tukang kayu sebenarnya tak diketahui seorangpun di Santa Fe.
  2. Tak seorang ahli pun mengerti bagaimana tangga ini dapat seimbang dan tidak roboh tanpa tiang penyangga.
  3. Material kayu tak terdapat dimanapun di Amerika (berasal dari kayu pohon Timur Tengah yang telah lenyap di dunia saat itu)
  4. Anak tangganya berjumlah 33, umur Tuhan Yesus.

Gereja Loreto kini tak dipergunakan sejak 1971 dan menjadi museum dan tempat pernikahan. Karena misteri ini, apalagi tangga ini tak dapat ditiru, banyak orang percaya Santo Jusuf sendiri yang membangun anak tangga spiral ini (railing tangga baru dibuat 1887 - dulu tak ada). Ingat, di Loreto - Italia kini juga terdapat Rumah Keluarga Kudus yang asli. Apapun kenyataan-nya, tukang kayu tua berjanggut misterius naik keledai dan hanya berbekal peralatan kayu amat sederhana telah meninggalkan warisan kemampuan seni pertukangan pembuatan tangga kayu tak tertandingi dan warisan kedermawa-nan berbagi kasih dengan talenta yang dimiliki.

(Ansano Widagdyo - Ratu Damai IV)Sumber: The Loretto Chapel's Miracle Staircase: Jay W. Sharp

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi