Tega Menjadikan Misa 'Ajang Piknik Anak'

  27 Oct 2010, 22:34

Keluarga kami kalau ke gereja hampir selalu duduk di sisi kiri dekat ruang pengakuan dosa. Alasannya, di situ banyak anak-anak kecil yang lucu, imut dan tentunya nakal dan berisik, dan kami menikmatinya. Di suatu Misa Minggu, di depan kami duduk keluarga muda membawa anak balita sekitar tiga tahun usianya. Waktu homili yang seharusnya umat mendengar apa yang Tuhan sabdakan melalui romo, eh malah sang mama mengeluarkan kotak nasi dan menyuapi si kecil.

Saya lihat si-anak tidak begitu menikmati makanannya, mungkin masih kenyang. Tetapi si mama terus memasukkan makanan. Saya heran kok si papa tidak melarang istrinya melakukan itu. Saya berpikir mengapa sebelum ke gereja tidak diberi makan dahulu, atau kalau mendesak di mobil boleh diberi sebotol susu, atau kalau mendesak juga, silahkan nyuapin anak di samping gereja.

Di Misa Minggu lain, juga di gereja MBK, saya lihat anak sudah agak besar, 5-6 tahun usianya, waktu homili membuka kue dan makan dengan enaknya. Awalnya saya pikir, ya namanya juga anak-anak. Tetapi sang mama malah membukakan kue itu, saya merasa risih melihat semua itu.

Hmm.. Gimana ya? Saya jadi khawatir jika hal seperti ini berlanjut. Apa jadinya generasi setelah kita kalau orangtua tidak bisa membawa anak-anaknya menghargai Ekaristi. Bisa-bisa generasi mendatang menganggap ke gereja adalah piknik, jadi boleh makan dan minum sesukanya.

Sebenarnya ada kok cara lain, supaya hal diatas tidak terjadi. Selasar dan halaman gereja misalnya. Salah satunya untuk momong anak. Jadi kalau anak kita menangis, minta makan atau kue sebaiknya dibawa keluar. Dengan begitu kita sudah menghormati orang lain yang sedang melakukan peribadatan.

Semoga dengan adanya cerita ini, kita makin sadar gereja adalah tempat berdoa, bersyukur dan menyadari serta menghayati kehadiran Tuhan dalam Ekaristi, semoga.......

(Wati Andrayani, Lingkungan MBR 7)

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Serba-Serbi (WM) Lainnya...