Mengikuti Yesus Menghadapi Setan

  11 Mar 2011, 00:58

Kata setan berasal dari kata Ibrani yang berarti musuh/lawan (Ha-satan), sedang orang Yunani menggunakan istilah diabolos atau iblis yang berarti pendusta, musuh, pemfitnah. Kata setan dan iblis sebenarnya lebih digunakan sebagai kiasan kecenderungan manusia untuk melakukan dosa, sekalipun kata setan dan iblis juga personifikasi roh jahat yang menggoda manusia melakukan keinginan jahat berlawanan kehendak Allah.

Yesus yang menjadi sama dengan manusia, memberi teladan dalam pencobaannya di padang gurun bagaimana mengatasinya. Tiap hari ada pertempuran spiritual menghadapi pencobaan setan yang misi utamanya menggagalkan tujuan hidup kita di dunia. Jadi teladan Yesus harus dihargai untuk diikuti sebagai cara terbaik menang menghadapi kuasa kegelapan setan.

Mari kita bahas pencobaan di Mat. 4: 1-11 satu persatu.

Pencobaan pertama: batu menjadi rotiPerhatikan 4 faktor: waktu, tempat, identitas dan kebutuhan. Setan datang di saat puncak kelaparan Yesus, yang baru menyelesaikan puasa 40 hari. Tempat: padang gurun, dimana pemenuhan kebutuhan dan pertolongan orang tak mungkin. Identitas dan kebutuhan: jika Engkau Anak Allah (bahasa Inggris lebih jelas, "since" bukan "if" - jadi identitas tak disangkal), tetapi bukankah ada kebutuhan besar untuk makanan (roti)?

Yesus menyadarkan kita bahwa di saat menghadapi situasi yang sama, relasi dengan Tuhan lebih utama. Putusnya relasi dengan Tuhan Sang Pencipta justru mengakibatkan hidup kita senantiasa dipenuhi kekhawatiran dan ketakutan, hidup dipenuhi mengejar kebutuhan makan, cinta, penghargaan, pengakuan dll dari luar/orang lain, melupakan rencana dan kehendak Tuhan. Padahal Yesus memberitahu: ".... Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat 4: 4). Juga: "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu."

Pencobaan kedua: memberi interpretasi Firman untuk kepentingan pribadi.Mengetahui Yesus mengutip Firman Allah, setan membawanya keatas bubungan Bait Allah sambil mengutip ayat Mazmur untuk kepentingan pribadi. Bait Allah merupakan tempat imam besar memberikan pengumuman. Jatuhkanlah diri-Mu, dan lihatlah betapa penyertaan Allah yang istimewa menyertai Engkau, sehingga identitas-Mu sebagai Anak Allah terbukti, karena Allah tak akan membiarkan Engkau celaka. Setan yang sama juga kini membisikkan: Bukankah dengan dibaptis, engkau menjadi Anak Allah dan karena dicintai Allah, sepatutnya mendapat ini itu? Bukankah engkau baru saja bernyanyi lagu..... Allah tak akan membiarkan anak cucumu menjadi peminta-minta? Padahal paradox hidup adalah ketika kita taat pada Firman, penyertaan Allah terjadi Menjatuhkan diri dari bubungan berarti tak mempercayai dan mencobai Allah.

Pencobaan ketiga: jalan pintas kemuliaanAllah menghendaki Yesus menjadi Raja setelah melewati jalan salib. Tetapi setan membawa Yesus ke puncak gunung memperlihatkan kerajaan dunia dan berkata: "Semua ini akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku" (Mat. 4: 9). Pada doa Bapa Kami bait dua: Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi, seperti didalam surga, kita menyatakan kesetiaan kita hanya akan kehendak Allah, bukan jalan pintas kemuliaan. Yesus berkata pada Petrus: "Enyahlah engkau, setan....." tatkala Dia sedang menuju Yerusalem menghadapi salib, Petrus menghalanginya.

Tanpa salib, kerelaan seluruh diri memenuhi kehendak Allah, tiada hidup berkemenangan. Kristus memberi teladan memenangkan pencobaan setan, tanpa kebutuhan yang tercukupi, tanpa minta mukjizat terjadi dan tanpa kemuliaan yang terlihat.

Saat bersedia memikul salib, hanya mengandalkan Yesus, penyertaan dan kemuliaan Tuhan akan diberikan pada kita.

(Ansano Widagdyo - Ratu Damai 4)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi