Berbagi Dengan Peduli Sampah

  10 Oct 2013, 15:18

Awal tahun ini rakyat Jakarta dirudung kesedihan, karena terjadi banjir besar. Ada korban jiwa, korban materi tak perlu ditanya. Penyebab utamanya saluran air mampat karena sampah yang sembarangan dibuang ke selokan dan kali, sehingga aliran air mampat, lalu menggenang dan banjir. Semua orang setuju waktu itu bahwa perlu tindakan untuk lebih bijak mengelola sampah. Para pembuang sampah sembarangan disesali. Semua berjanji - paling tidak dalam hati untuk lebih tertib membuang sampah.

Pemerintah DKI, dibawah pimpinan Gubernur Jokowi tanggap, segera memprogramkan pengerukan kali, pendalaman waduk dan pada 8 September 2013 mencanangkan "aksi Jakarta Bersih" dengan mengajak seluruh penduduk Jakarta ambil bagian. Bahwa band Rock Le-gendaris Slank dilibatkan, menjadi Duta Sampah DKI. Menurut Jokowi tiap hari 6000 ton sampah dibuang oleh penduduk, termasuk 2000 ton yang dibuang secara gegabah di kali. Ini tidak bisa diatasi kalau seluruh penduduk tidak berpartisipasi, kata Jokowi dalam upacara pencanangan "aksi Jakarta Bersih itu: ".... jangan dibebankan semua ke dinas Kebersihan DKI, nggak sanggup."

Sekarang nyaris sebulan sesudahnya, ternyata tanggapan rakyat minim sekali, kalaupun tidak boleh dikatakan nihil. Seolah lupa akan banjir di awal tahun, dan tidak melihat apa yang mengancam di musim hujan mendatang. Sementara Jokowi ber-lomba dengan waktu, bertekat untuk memperbaiki waduk dan saluran sampai Desember mendatang.

Niat semata, tanpa tindakan, tidak cukup. Tanpa tindakan nyata perbaikan mustahil terjadi. Bagaimana kita ingin perubahan bila kita sendiri tidak mau mengubah dan berubah?

Kita sebagai warga masyarakat bisa mempelopori dan memberi teladan atau contoh untuk berubah, dan ber-kontribusi untuk pebaikan bersama. Tentu saja perlu kemauan dan niat untuk perubahan; bukankah ini syarat pertobatan?

Sampai sekarang masih sering kita dapati sampah tercecer dihalaman gereja atau sekita parkiran. Sampah sehabis acara juga masih banyak yang tergeletak sembarangan di bawah kursi, atau sudut-sudut - tidak ditaruh dengan benar di tempat sampah. Bahkan sehabis misa masih ada tisu-tisu bekas yang tertinggal (atau di-tinggal) di bangku gereja.

Dari hitungan di atas ternyata di Jakarta tiap orang memproduksi sam-pah rata-rata setengah kilo sehari, jadi umat MBK kira-kira memproduksi 7000 kg sampah - nyaris 2 truk. Jumlah yang lumayan untuk daerah seluas paroki kita. Kalau kita semua berpartisipasi dengan berusaha mengelola sampah itu dengan lebih baik, syukur bisa menguranginya; entah dengan mendaur ulang, mengolah kompos, mengurangi pemakaian plastik dan sebagainya.

Marilah kita dengan semangat ber-bagi dan peduli sesama mulai merubah pola pikir untuk hidup dan berkonsumsi dengan lebih peduli pada lingkungan.

Syukur apabila dengan teladan serta contoh dan kepeloporan umat MBK dalam "membuat" dan menangani sampah ini dapat tertular pada tetangga, penduduk lain maka kita semua telah berbagi dalam memperindah kota Jakarta.

Semoga!

(Robby Purnomo)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi