Masuk Lp Cipinang Nyaris Tak Keluar?

  10 Oct 2013, 15:21

Sebagai ketua lingkungan di salah satu wilayah Gereja St. Matheus Paroki Bintaro, bersama rekan umat lainnya hari Rabu (25/9) me-ngunjungi Lapas Lembaga Pemasyarakatan Khusus Kelas I Cipinang, Jaktim. Mengunjungi salah satu umat lingkungan yang sedang menjalani hukuman di sana. Seusai kunjungan, di pintu keluar rekan yang lain boleh keluar, sementara saya ditahan dan ditanyai macam-macam. Kok bisa? Apakah salah saya?

Umat lingkungan sedang menjalani hukuman 1,5 tahun dan proses peradilannya sejak Juli 2012. Sebagai Kaling sesuai dengan pedoman arah pastoral KAJ "Spiritualitas Gembala Baik dan Murah Hati", saya sudah mendampingi sejak ditahan di Gedung Bundar Kejaksaan Agung Jl. Melawai Kebayoran Baru. Kemudian di tahanan Kejaksaan Negeri Jakarta di Pasar Minggu. Singkat kata umat lingkungan kami ini kena imbas rekayasa hukum yang menyangkut perusahaannya. Pengalaman dia termasuk khasanah, bahwa setiap orang yang terkena kasus hukum tidak sepenuhnya benar (pelaku). Bisa salah sasaran atau terimbas-imbas pelaku lain. Kalau diceri­takan detail bisa panjang.

Kembali ke LP Cipinang. Ketika masuk blok tahanan di sayap kanan depan LP di pintu pertama kita harus mengambil formulir untuk mendaftar dan menyerahkan KTP. Sesudah itu masuk pintu kedua yang pintunya kecil dan harus menunduk, kita antri lagi untuk didaftar ulang dan mening­galkan KTP. Lalu, punggung telapak tangan kita dicap (seperti masuk Dufan Ancol) Diganti dengan peneng yang bisa dikalungkan di leher, lalu semua badan dan barang bawaan kita digeledah, tidak boleh membawa Hp. Setelah itu masuk ruangan tempat rendez vous pengunjung dengan Napi. Hari itu pengunjungnya lumayan banyak, tidak seperti menjelang Lebaran yang penuh sesak sampai pada lantai luar pelataran.

Di blok tempat tahanan itu, kapa­sitas normal adalah untuk 800 orang napi. Tapi di sana ada 3200 napi sehingga satu sel yang bisa ditempati 10-15 napi bisa dijejali sampai 80 orang napi. Bayangkan sendiri suasananya! Di blok itu jenis napi campur aduk dari kejahatan umum (pencurian, penipuan, perkosaan, pembunuhan, perampokan, dll) Kemudian narkoba, korupsi, teroris sampai napi yang ter­kena hukuman pidana mati. Ia bercerita tambah tersiksa lagi, kalau napi narkoba itu lagi sakauw, teriak-teriak nggak karuan.

Sesudah berbicara ngalor-ngidul (Jam bezuk 9.00-11.30) tiba pengu­muman waktu bezuk habis. Ketika keluar di pintu, semua pengunjung dicocokkan kembali dengan KTPnya dan tiba giliran saya, semua identitas cocok. Tapi cap di tangan saya hilang karena kelunturan keringat. Maka saya disisihkan dengan rekan lain, dan ditahan dulu. Pertanyaan pokok adalah di mana saya lahir, tanggal-bulan dan tahun yang jawabannya harus sesuai dengan KTP. Memang sederhana, tapi saya deg-degan juga karena pengaruh suasana. Terkena aura negatif penjara.

Saya membayangkan, bagaimana satu sel hanya isi 10 orang dijejali 80 orang bahkan lebih. Membayangkan saja, napas saya terus jadi berat. Kami hanya bisa berdoa untuk mohon kekuatan-Nya untuk dia yang sedang dalam pencobaan.

(Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi