Rut : Menemani Dan Mengasihi Orangtua Tanpa Harapan

  12 Sep 2013, 14:22

Sebuah perkawinan tidak jarang mengalami ketegangan bahkan keretakan akibat hubungan antara menantu dan mertua yang kurang harmonis. Salah satu syarat untuk membentuk hubungan persau-daraan yang damai dan penuh kasih dalam keluarga karena perkawinan dibutuhkan seorang mertua yang bijaksana dan suami isteri yang taat dan menghormati kedua orang tua mereka.

Dalam pertemuan ini umat diajak meneladani seorang perempuan, Rut, yang juga seorang menantu yang begitu taat dan hormat pada mertu­anya seperti yang diperintahkan Allah: "Hormatilah ayahmu dan ibumu" (Kel 20: 12, Ul 5: 16).

Akibat bencana kelaparan yang meluas di Israel, dikisahkan Emilekh, sebuah keluarga Yahudi, mengungsi ke Moab. Keluar dari tanah terjanji, Kanaan, dan mengungsi ke Moab, negeri kafir merupakan tindakan yang betertentangan dengan kehidupan umat terpilih (Israel) yang seharusnya hidup taat kepada Yahwe. Hal ini diyakini bangsa Yahudi akan mengaki­batkan keluarga ini mengalami bencana yang berturutan (bdk Kej 12, 13). Tidak lama kemudian Emilekh mening­gal dunia di tanah pengungsian Moab, menjadikan Naomi janda dengan kedua anaknya (Rut 1: 3).

Rut adalah seorang perempuan muda dari Moab, yang dinikahi Mahlon, putra sulung Elimelekh dan Naomi (Rut 1: 4). Perkawinan campur, seorang pria Yahudi, menikahi seorang perempuan kafir bertentangan dengan adat Yahudi dan perintah Allah. Kematian suami dan kedua anaknya membuat Naomi kehilangan ahli waris, artinya tidak ada lagi sanak saudara yang wajib menopang hidupnya. Naomi tidak punya tempat berlindungdan kehilangan semua hak dan mar­tabatnya di masyarakat. Akhirnya Naomi memutuskan pulang kembali ke Bethlehem, tempat asalnya, yang sudah kembali subur seperti semula.

Pada saat kehancuran hidup Naomi itulah, Rut menantunya, mengambilkeputusan yang sangat penting dalam hidupnya yaitu mengikuti Naomi pulang ke Israel. Berarti Rut tidak hanya harus merawat Naomi di tempat yang baru baginya tetapi juga Rut harus meninggalkan kebangsaannya dan lebih lagi iman kepercayaannya, kini ia menyembah Allah Israel seperti Naomi mertuanya (Rut 1: 16).

Untuk menopang kehidupannya Rut memutuskan untuk bekerja den­gan memunguti bulir-bulir gandum yang tercecer di ladang Boas (Rut 2: 1-7). Boas adalah kerabat keluarga Elimelekh yang kaya dan terpandang. Dari hubungan sehari-hari Boas kagum melihat kegigihan dan kesetiaan Rut kepada mertuanya. Boas tertarik pada Rut dan akhirnya mempersuntingnya menjadi isteri (Rut 4: 13-16).

Kitab Rut dapat menjadi ilham bagi siapa saja tetapi khususnya bagi kaum muda, bagaimana Rut, dengan tegar dan gigih, atas dorongan kasih ilahi, menyelesaikan masalah-masalah kehidupan secara nyata dan penuh kasih.

Apakah saya bersedia menemani dan mencarikan jalan keluar untuk mencari nafkah pada orang-orang yang membutuhkannya? Apakah hubungan saya dan menantu saya atau mertua saya cukup harmonis? Usaha apa yang harus saya lakukan untuk memperbaikinya?

(Leo Hendrata - KKS)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi