Nilai Sebentuk Kasih Sayang

 Helena D. Justicia  |     15 Feb 2014, 14:18

Lisa tak menduga bisnis ini akan menjadi ladang uang. Dalam sehari, pendapatannya mencapai Rp 9 juta atau tiga kali lipat dari hari biasa. Lisa menjual bantal bernuansa Valentine di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat (tabloid Nova). Demikian pula halnya dengan Rina, pemilik toko pernak-pernik di kawasan Palembang Square Mall. Omzet bisnisnya selama 'musim' Valentine mencapai ratusan juta rupiah. "Produk yang paling murah dan paling banyak dicari adalah cokelat. Produk favorit lainnya adalah boneka dan bunga," ujarnya kepada Antara News.

Bisnis adalah sisi lain dari perayaan Valentine's Day yang sulit diabaikan begitu saja. Siapakah yang dapat menampik fakta tentang omzet ratusan juta rupiah? Greeting Card Association di Amerika memprediksi bahwa pada 2014 ini, permintaan kartu ucapan Valentine's Day akan mencapai 145 juta lembar. Jumlah itu hanyalah permintaan dalam negeri. Dalam sejarah penjualan, tercatat 51,2% orang Amerika berusia minimal 18 tahun mengirimkan kartu ucapan Valentine, atau setara dengan USD1 miliar.

Kendati sisi bisnisnya begitu semarak, Valentine's Day sendiri ditengarai lebih banyak berupa mitos ketimbang fakta sejarah. Kisah tentang sepasang kekasih yang dinikahkan secara diam-diam adalah versi yang paling umum didengar. Bahkan melalui kisah yang entah mitos atau fakta itu kita belajar: Valentine's Day sejatinya adalah narasi tentang kasih yang melampaui segala tantangan, tentang pengorbanan, juga tentang keberanian hidup.

Kasih, tantangan, pengorbanan serta keberanian tak selalu berbalut kisah cinta yang romantis. Bisa jadi, kondisinya justru sama sekali berbeda. Hal itu dialami Yesus sendiri saat kematian-Nya di kayu salib. Disabdakan-Nya, "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada menyerahkan nyawa bagi sahabat-sahabatnya," (bdk. Yoh 15:13), namun ketika Yesus melakukan hal itu, orang-orang terdekat-Nya, terutama para Rasul, justru melarikan diri dan bersembunyi.

Demikian pula halnya dengan Ibu Teresa dari Kolkata. Ia mencurahkan cinta dan perhatian bagi orang-orang sakit & miskin yang dibuang di jalanan. Ada yang mati di pelukannya karena kondisi yang telanjur parah. Itulah ungkapan kasih yang sejati: kasih yang diberikan kepada mereka yang tak mampu membalasnya.

Lantas bagaimanakah kita memaknai Valentine's Day, alias Hari Kasih Sayang itu? Bunga dan cokelat, boneka atau kartu ucapan selamat memang tak haram untuk diberikan. Yang perlu kita lakukan adalah sungguh menyadari, bahwa dalam hidup ini selalu ada aksesori dan esensi. Panggilan kita adalah menangkap kesejatian esensi, agar hidup ini sampai kepada arti.

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi