Generasi Empat El

  16 Nov 2013, 22:31

Baca generasi 4-L. Apa itu 4-L semua tahu: Lu-Lagi-Lu-Lagi. Apa pasal generasi 4-L di bahas? Akhir-akhir ini banyak diangkat di media masa elektronik atau cetak per lunya re-generasi. Di partai, organisasi sosial, kepemimpinan nasional, organi-sasi di MBK.

Regenerasi berharap muncul gene-rasi baru. E yang ada masa orde 4-L. Lu Lagi Lu Lagi. Mengapa begini? Ini yang perlu dicari sebab musabab dan akar masalahnya. Apakah anak muda tak punya ambisi menjadikan dirinya sebagai faktor yang diperhitungkan?

Tak sulit bila kita yang tua-tua (yang 4-L juga) mau melihat dengan kondisi dan situasi lingkungan dimana kita berada dan sedikit bertanya: apa hakekat organisasi, bagaimana ber-organisasi, mengapa hanya sebagian (umat) saja yang ikut organisasi, mengapa ikut ber-organisasi. Pertanyaan yang "nyinyir" pantas dilekatkan di situ. Ini untuk memetakan masalah yang ada. Tanpa ada peta masalah, seolah-olah situasi aman sejuk saja. Yang belum anggota 4-L akan bicara "Ah udah enak begini ngapain sibuk-sibuk, pak Kaling dan jajarannya kan sudah "kerja" kok. Disinilah kita sudah terjebak kemapanan.

Wajah 4-L adalah wajah establish-ment-kemapanan. Kemapanan merupakan musuh utama hidup manusia yang ingin berubah maju, modern dan berperan. "Old Established Forces (kekuatan mapan) harus di ganyang dengan New Emerging Forces," kata Soekarno Presiden Pertama RI. Kita tak perlu harus mengganyang para sepuh yang kini bertengger di kepemimpinan. Dalam rapat DP Pleno waktu lalu regenerasi dan wajah 4-L juga disinggung.

Tapi ya cukup sampai disitu. Selanjutnya terserah Anda. Meskipun hanya sebuah "hint" umat yang cekat pikir akan tergelitik, urun rembug apa yang bisa dilakukan demi lunturnya orde 4-L. Generasi bukan isitilah kosong. Faktor usia pegang peranan penting.

Andaikan sinergi antar generasi tua dan muda tercipta, niscaya organisasi akan jauh berdayaguna dan berhasil guna. Apakah generasi 4-L itu menghambat atau penghambat regenerasi? Tidak semua mata demikian. Namun regenerasi bukan sekedar menggulirkan tongkat etafet tanpa persiapan. Ada kondisi dan situasi yang cermat diperhitungkan.

Unsur kepercayaan generasi 4-L kepada generasi pengganti dan kopentensi dimiliki generasi berikutnya mutlak tercermin dalam penampilan cara kerja mereka sehari-hari. Ini treck record mereka.

Generasi pada umumnya orang yang sama waktu hidupnya. Generasi mendatang pasti lebih mudah dibanding generasi masa kini. Generasi yang layak disebut "out going generation". Bahkan ada yang telah terdaftar dalam "waiting list" bila saatnya tiba. Seperti penulis yang telah mengantongi jam terbang buat menghirup udara segar kehidupan selama tigaperempat abad lebih setahun. Puji Tuhan. Old soldiers are never die they just fade away, kata Mc. Arthur. Saya bangga. Sayangnya tidak semua orang itu "prajurit".

Akhirnya kesadaran bahwa tongkat kepemimpinan masa depan tak bisa ditawar ada pada generasi muda. Mereka harus dipersiapkan. Tidak bisa tiba-tiba "nangkring" disuatu posisi tanpa persiapan matang. Siapa yang menyiapkan? Ya para sepuh. Topik 4-L tak perlu menjadi sesuatu yang gawat, dramatis mendebarkan. Situasi ini wajar-wajar saja.

Orang yang tidak sadar masalah, adalah orang yang siap masuk lubang yang ia gali sendiri. Kata Maasaki Imai dalam Kaizen Theory.

(Suwanto Soewandi - St.Benedictus)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi