10 Perintah Allah, 5 Perintah Gereja, 2 Perintah WM

  17 Jun 2011, 18:09

Pada kesempatan ini Warta Minggu tidak bermaksud menyombongkan diri, hanya sedikit berbangga diri. Hehehe. Begini ceritanya: Pada hari Minggu kemarin (12/06), Warta Minggu bersama Robby dan Helen (Komsos MBK) menghadiri pertemuan Komsos se KAJ. Romo Matheus Harry Sulistyo membuka acara dengan sosialisasi arah dasar pastoral KAJ yang di dalamnya terdapat visi dan misi KAJ. Kemudian disusul pembicara kedua perwakilan dari majalah Hidup. Dengan panjang lebar beliau membeberkan sejarah majalah hidup. Kemudian memamerkan kepada kami bahwa majalah Hidup sudah banyak berubah. Reporternya kini tidak libur pada hari Sabtu dan Minggu, mereka harus meliput kegiatan gereja-gereja di lingkup KAJ. Menurut informasinya, Romo Harry meminta pada majalah Hidup untuk berubah. Maka kini majalah Hidup merubah tampilannya, mulai dari isi sampai covernya. Nah, di sini WM mau berbangga diri. Pasalnya, 2 tahun lalu di pertemuan yang sama majalah Hidup minta beriklan gratis di tabloid-tabloid gereja dan waktu itu WM menolak dengan alasan tampilan majalah Hidup jelek. Hampir semua yang hadir tertawa dan tidak sedikit yang setuju. Dalam hal ini secara sepihak WM merasa GR - Gede rasa - bahwa ide perubahan dari WM. Akan tetapi yang lebih membanggakan, dibandingkan dengan majalah Hidup, WM edisi khusus (majalah) tidak kalah.

Tapi dari pertemuan itu yang paling memprihatinkan banyak paroki yang tidak mempunyai pengurus Komsos atau ada pengurusnya tapi tidak ada kegiatannya. Menariknya, dari pengurus yang hadir, hampir semua mempunyai media komunikasi cetak dan internet. Beberapa yang tidak punya berusaha menggali informasi dari WM. Lalu dengan congkak WM pun menceritakan sejarahnya yang tak kalah dengan majalah Hidup. WM secara konsisten terbit setiap Minggu selama 37 tahun. Mereka pun bertanya apa resepnya. WM menjawab dengan kelakar, "di MBK ada 10 Perintah Allah, 5 Perintah gerja dan 2 Perintah WM "perintah WM" yang 1, terbitkan Warta Minggu setiap Minggu." Semua yang hadir tersenyum. Tidak bermaksud untuk kurang ajar atau membiaskan tapi memang begitulah spiritualitas awak WM. Tidak menerbitkan WM adalah dosa, apapun yang terjadi WM harus tetap terbit. Dengan cara inilah awak WM membangun komitmen.

Bertumbuhnya kesadaran akan media informasi memang sedang meningkat. Begitu juga dengan pesatnya perkembangnya alat-alat komunikasi. WM tidak bisa menghindar bila 5 tahun lagi WM tidak di cetak, tapi akan dibagikan dalam format digital. Sayangnya, dalam beberapa Minggu terakhir WM sudah menjadi barang yang langka bagi umat yang ke gereja pada Minggu sore dan Minggu malam. Keluhan kelangkaan WM sering disampaikan ke redaksi, sayangnya WM tidak bisa menjawab pertanyaan kenapa WM selalu habis. Tugas WM hanya membuat Warta Minggu. Urusan cetak-mencetak bukan tanggung jawab WM. Ini bukan berarti WM cuci tangan atas kelangkaan WM. Tapi lebih pada pembelajaran sistem yang baik dan penghormatan kepada tugas dan wewenang masing-masing. Maka harus dicari solusi kelangkaan ini; apakah jumlah orang yang ikut misa memang meningkat atau satu keluarga mengambil lebih dari satu atau ada faktor lain.

WM dan Komsos tidak terus berpangku tangan, terus berusaha dan dengan rendah hati menanamkan spiritualitas yang baru. Maka muncul perintah WM yang ke 2 "umat yang datang ke gereja, berhak membawa pulang WM."

(felly)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi