Anakku Anak Zaman

  18 Feb 2011, 14:50

Bagaimana tidak miris melihat anak-anak bermain gerimis di sebuah lampu merah. Rasanya ingin menangis melihat anak-anak mengemis di sela-sela mobil. Sepanjang perjalanan kita menontonnya. Setiap hari pada jam yang sama, di tempat yang sama, dengan rasa yang sama, tak ada jalan keluar. Belum lagi ketika berpikir tentang Pendidikan dengan 'P' besar, lalu kasih sayang macam mana yang mereka terima, akhirnya mau jadi apa mereka?

Anakku Anak Zaman

Ketika pemandangan itu tak juga terkikis di ujung pernikahan. Tak ayal, mempunyai anak kini menjadi 'wacana'. Mempunyai anak bukan lagi kewajiban atau bunga keluarga. Memiliki anak, bagi pasangan muda adalah beban. Membesarkan anak dalam "penderitaan" adalah dosa.

Untuk mendidik anak dengan baik, salah satu orang tua harus tinggal di rumah. Siapa yang bergaji lebih kecil, harus rela meninggalkan pekerjaannya. Tak heran kalau di beberapa negara maju muncul istilah househusband.

Lalu ketika untuk hidup berdua saja harus bertahan, mempunyai anak adalah 'wacana'. Lho, kan ada Kakek-Nenek-nya. O, tunggu dulu. Anak yang dibesarkan oleh Kakek-Nenek akan menjadi anak yang manja. Nah, kita stop di sini saja. Karena untuk mengurai lalu-lalu yang lain 20 halaman WM tidak akan cukup. Perlu edisi khusus.

Berangkat dari pertanyaan yang sederhana, ketika bayi Soekarno lahir, apakah orang tuanya sudah tahu bahwa anaknya ini bakal menjadi salah satu orang besar di dunia? Atau sebut saja Hitler, apakah orang tuanya tidak menyekolahkan dan tidak memberi pendidikan yang terbaik? Apakah anak-anak yang mengamen di lampu merah tidak bisa menjadi artis? Hanya surgalah yang tahu.

Setiap anak yang dilahirkan dari orang tua manapun, di lingkungan mana saja adalah warna kehidupan. Anak yang terlahir tanpa orang tua dan harus tumbuh besar di panti adalah anak. Anak yang tumbuh 100% dalam bimbingan ke dua orang tuanya adalah anak. Anak yang dibesarkan oleh Kakek-Nenek atau inang adalah anak. Anak adalah anak zaman. Ketakutan orang tua yang menatap suram masa depan anaklah yang harusnya diwacanakan.

Kalau saja sebelum dilahirkan Tuhan memberi pertanyaan, "Mau jadi anak siapakah kamu?"

(Felly)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi