Keluarga Katolik Taat Membaca Kitab Suci
25 Sep 2017, 03:21
Keluarga-keluarga Katolik yang baik, semenjak kecil, saya telah berkenalan dengan Alkitab dan mencoba mengerti kisah-kisah di dalam Kitab Suci dengan cara yang sangat sederhana. Waktu kecil saya mendapat gambar-gambar pembatas buku setiap saya datang ke sekolah minggu. Saya merasa kisah Daud dan Goliath, kisah Kelahiran Yesus, kisah Samson dan Delilah, serta kisah-kisah lain itu begitu fantastik. Saya tidur denga membayangkan kisah heroik itu dalam mimpi saya. Saya ingat waktu itu saya membaca komik-komik lukisan Bapak Opusungu yang sangat indah!
Fantasi melahirkan keingintahuan. Fantasi dan kisah manis itu membawa suasana kristiani yang tak dipaksakan untuk saya. Kitab Suci seperti sebuah kisah kehidupan di masa lampau yang memberi ajaran-ajaran moral dan etika serta spiritual yang begitu akrab di dalam pikiran dan lamunan saya. Saya ingat ketika dibacakan silsilah Tuhan Yesus, saya membuat sendiri kira-kira nama yang lain selain Yoram, Yotam, Yosua, Yoel. Dengan 'fantasi kreatif' saya mengira-ngira nama selanjutnya.. Yokam, Yoem, Yosita, dan masih banyak lagi karangan saya sendiri. Pengalaman seperti itu membuat saya merasa semakin akrab dengan Kitab Suci sejak kecil, karena ayah saya dulu adalah seorang Protestan yang taat. Sekarang setelah semua menjadi Katolik, Kitab Suci malah menjadi bagian inti dari hidup saya sebagai seorang imam.
Mengapa Gereja Katolik terasa tidak akrab dengan Kitab Suci? Mengapa program-program kita kurang diminati? Sebenarnya Komisi Kitab Suci telah mengusahakan suatu cara yang kreatif untuk setiap tahun mendekatkan kita dengan Kitab Suci, tetapi 'disposisi' atau keberadaan kita kurang memadai untuk menerima warta sukacita ini. Kita merasa asing dari bahasa Alkitab yang sebenarnya indah. Kita kurang akrab, karena hanya menunggu setahun sekali beracara dengan Sabda Tuhan ini. Ada apa dengan kita?
Mari melihat betapa hidup kita banyak diatur oleh kaidah-kaidah dunia yang dirumuskan oleh banyak orang yang disebut ahli. Kita begitu percaya pada rumusan-rumusan ilmiah dari para pakar spesial yang memberi tips dan arahan dengan begitu meyakinkan. Kita tahu bagaimana memberi gizi terbaik untuk anak-anak. Kita tahu bagaimana membuat anak-anak fasih berbahasa asing. Kita mengizinkan anak-anak diajar dengan metode mutakhir-modern-global agar mereka menjadi semakin up to date atau kekinian. Tetapi tahukah Anda bahwa Kitab Suci adalah kitab terbaik, terlengkap menyampaikan cara hidup dan satu-satunya karya sastra yang mengajarkan kita cara terbaik menemukan Allah dalam hidup kita sekeluarga?
Barangkali beberapa di antara Anda tidak sangat percaya. Anda menganggap bahwa Kitab Suci adalah buku usang yang berisi ajaran homili di Gereja tetapi tidak aplikatif dalam hidup sehari-hari. Anda salah! Kitab Suci membawa makna yang lebih dalam, karena tidak mengajarkan banyak tips, tetapi hakikat relasi kita dengan Allah dan sesama manusia. Kitab Suci perlu diperkenalkan, dibaca, direnungkan, dibawa dalam keheningan, dan dimengerti makna sesungguhnya.
Jangan paksa anak-anak membaca Kitab Suci dengan serius dan formal. Anak-anak punya dunia sendiri yang membuat mereka jauh lebih lekat dengan sesuatu, yaitu dengan daya fantasinya. Berusahalah agar anak-anak mengerti betapa dekatnya Tuhan pada mereka. Berilah mereka bacaan yang hidup, yang berkisah, yang berbicara dalam dunia anak-anak maupun remaja. Sampaikan bahwa Tuhan begitu mencintai mereka. Firman-firman Tuhan begitu lembut dapat dibaca dalam kitab Mazmur, Kisah Kejadian, Keluaran, atau keempat Injil. Allah itu hidup! Jika kita percaya itu, maka kita mempunyai tanggung jawab untuk membuatnya sungguh-sungguh hidup dalam dunia anak dan remaja.
Jangan berpanjang-panjang dalam kata-kata dan rumusan yang membuat dunia Kristiani menjadi formal. Berilah wajah Tuhan yang akrab, ramah, mudah, dan berbicara untuk hidup sehari-hari. Saya mengundang banyak pihak untuk membela nasib anak-anak dan remaja yang semakin jauh dari Alkitab. Kita para orangtua yang merasakan keterasingan, harus mengubah nasib anak-anak agar lebih merasa dekat dengan Allah melalui firman-Nya yang hidup. Perbanyak komik-komik alkitab; bermainlah dengan gambar; berkreasilah dengan visualisasi, dan kemaslah kabar gembira Tuhan dengan menarik!
Wajah Allah ada di tangan kita. Ia hadir dalam kreativitas kita. Jangan membuat kisah abadi menjadi beku dan hilang kegembiraannya. Sekali lagi cobalah mengajak anak-anak untuk memanfaatkan masa ini sebagai saat mengakrabkan diri dengan Allah melalui kisah perjumpaan Allah dan manusia dalam Alkitab. Semoga sesudah ini banyak bermunculan lagi para produsen dan kreator seni yang memperkaya khasanah Alkitab sebagai Kitab Kudus yang didekatkan kepada semua kita. Tuhan memberkati.
Salam Keluarga Kudus,
Rm. Alexander Erwin Santoso MSF
Lihat Juga:
Renungan Harian
Minggu, 3 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |