Mencuci Tangan Dan Cucitangan

  23 Aug 2013, 15:28

Ada hari terlewat untuk diingat: hari mencuci tangan. Kapan? Tak perlu ditanyakan, karena saya bingung agak tersinggung. Begitu jorok dan "kemprohkah" bangsa ini hingga mencuci tangan pun harus di-kampanyekan? Keluarga yang tertib makan selalu ada wijik kan tempat air mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, diletakkan sederet dengan hidangan. Ibu akan memerintah putra putrinya: "ayo wijik ndisik". Baru kita makan. Kalau Yesus tidak men­cuci tangan lebih dulu sebelum makan seperti tertuang dalam Lukas 11: 38 itu ceritera lain. Maka baca keseluru­han ayat.

Trend mencuci tangan pun mewabah ke gereja. Begitu sadarnya umat akan tangan yang bersih dari kuman, setelah salam damai saat misa diikutiberedarnya hand-lotion menyusul pe-nerimaan komuni.(atau ada maksud lain). Semoga tak ada yang tersing­gung. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) rumah sakit yang dulu berpredikat Rumah Sakit Cepat Mati, kini mengalami metamorphose sempurna menjadi RS bertaraf Internasional. Mencuci tangan pun menjadi perhatian penuh fihak management. Enam Langkah Kebersihan Tangan merupakan instruction manual mencu­ci tangan ditempel di tiap dinding dan dekat pintu masuk keluar ruangan ter­gantung botol berisi cairan pembersih tangan (hand rub) yang boleh digunakan siapa saja yang keluar masuk ruang, menjenguk pasien atau keper­luan lain. Siapapun terkena aturan itu. Dokter, perawat, pangunjung. Sekali lagi wajib hukumnya. Bersih begini perlu dikampanyekan. Rasa tersinggug mulai pudar. Rupanya untuk bersih, masih perlu belajar.

Bagaimana dengan cucitangan? Apakah identik dengan cucimata, cucigudang, cucidarah? Jelas tidak. Sebuah kias melekat dalam semangat cucitangan. Ingat Ponsius Pilatus yang ikut dalam pengadilan Yesus? Adegan ini penulis perankan bersama Rendra dalam Balada Penyaliban: "Aku tak menemukan kesalahan pada orang ini". Kalimat itu saya ingat kuat-kuat hingga kini. Batin Pilatus berkecamuk. Sebenarnya ia punya kuasa membebaskan Yesus. Namun kekuasaan begitu besar yang Pilatus miliki ternyata mengendap dihati yang rapuh, penakut, peragu pengecut. Ia tak mau bertanggujawab. la yang justru menyerahkan Yesus kepa­da tetua Yahudi. la benar benar cucitangan. Pertanyaan timbul: Masih ada­kah Pilatus Pilatus masa kini di negeri ini dengan gaya terkini?

Pilatus masih ada, jumlahnya takterperi. Petinggi petinggi negeri yangmestinya tahu diri mengemban amanat rakyat dan bertanggungjawab, justru ambil langkah seribu manakala timbul permasalahan yang menjadi tanggungjawab untuk menyelesaikan. Itu urusan pemerintah daerah, itu bukan instansi saya, saya tidak tahu menahu, saya perlu petunjuk ini itu. Pembaca masih bisa menambah. "Khasanah ingkar tanggungjawab" yang menjadikan negeri ini pengab yang menyumbat tarikan nafas sehat. Mencuci tangan agar bersih dan sehat perlu diperhebat. Kesehatan bangsa lebih penting daripada kekayaan bangsa kata Will Durant, meskipun sehat sering dianggap tak berhar­ga sebelum penyakit datang.

Akhirnya mencuci tangan itu coda-nya sehat Cucitangan itu khianat.

(Suwanto Soewandi - St. Benedictus)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi