Newsmaker Dan Gatekeeper

  26 Jul 2013, 17:38

Berita itu tiba-tiba mampir begitu saja ke handphone seseorang. Bukan berita yang menyenangkan, karena meru­pakan informasi bahwa di suatu kawasan tengah berlangsung tawuran massal. Lima detik kemudian, berita itu segera dikirimkan ke sejumlah kon­tak yang lain. Sejumlah kontak yang lain itu pun melakukan hal yang sama, dan berita itu lantas tersebar luas dengan begitu cepat.

Newsmaker Dan Gatekeeper

Sekitar beberapa menit setelahnya, mampir lagi sebuah informasi yang membantah berita tawuran misal itu."Saya baru saja lewat sana dan tidak terjadi apa-apa. Kabar itu bohong," begitu yang tertulis. Kendati kebena­ran berita tawuran massal itu diban­tah, tak terelakkan, banyak orang yang menerima kabar pertama terlan­jur percaya dan melakukan langkah-langkah antisipasi, misalnya dengan bergerak menjauhi 'lokasi tawuran'.

Beberapa tahun yang lalu, ketika perangkat komunikasi modern, jari-ngan internet dan media sosial belum merasuk terlalu jauh ke dalam hidup kita, ada dua peran yang dimainkan dalam proses penyampaian informasi. Peran pertama adalah sebagai news­maker, pembuat berita. Peran kedua adalah gatekeeper, penjaga gawang berita yang akan memutuskan apakah sebuah berita layak dipublikasikan secara luas atau justru didrop saja.

Kini, dengan jaringan internet yang meluas serta kecanggihan teknologi gadget, kedua peran tersebut ada di tangan orang yang sama, yakni kita. Internet memungkinkan kita menerus­kan informasi dengan cepat, perang­kat komunikasi menjadi media yang akrab (user friendly), dan media sosial memberikan ruang bagi informasi itu.

Kita memainkan peran sebagai newsmaker, sekaligus juga gatekeeper. Kita memiliki kemam­puan untuk memproduksi berita, sekaligus mempunyai kekuasaan untuk mem­publikasikannya.

Pertanyaannya kemudian adalah: apakah kita telah memainkan kedua peran itu dengan baik? Apakah peran yang satu melemahkan atau malah meniadakan yang lain?

Menjadi newsmaker berarti menyampaikan informasi atau berita, menjadi gatekeeper berarti memastikan bahwa informasi yang disampai­kan itu benar dan aktual. Bahkan tak hanya soal kabar tentang tawuran massal, orang-orang yang membutuh­kan bantuan pengobatan, anggota keluarga yang hilangatau diculik, sebagai orang Katolik kita perlu memas­tikan bahwa kesaksian hidup kita pun benar. Apakah pikiran, perkataan, tindakan dan karya-karya kita sung­guh-sungguh membawa orang kepada Allah, ataukah kita justru menyesat­kan mereka?

(Helena D. Justicia)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi