Keluarga Panggilan Penebar Keteladanan

  29 Jun 2012, 10:01

Katanya, untuk dipilih menjadi birokrat gembala Gereja harus mempunyai keluarga yang harmonis dan tidak mempunyai masalah dan bermasalah. Syukur-syukur sebagai keluarga panutan meski hanya untuk ukuran lingkungan. Maka banggalah Anda yang kini baru saja terpilih menjadi Kaling sampai DP dalam kepengurusan DP Pleno Paroki. Nah, sekarang berkacalah pada diri sendiri atau minimal dalam keluarga inti, apakah kita termasuk keluarga yang bisa menjadi teladan?

Keponakan laki-laki saya, selalu bercerita kepada saudara-saudara, bahwa ia ingin sekali punya ayah seperti saya. Gara-garanya sepulang tugas dari luar negeri selalu saya beri oleh-oleh kostum klub-klub sepakbola luar negeri, katanya lagi, kalau ngobrol dengan saya nyambung.

Sementara anak laki-laki saya malah acauh tak acuh. Bahkan oleh-oleh saya dikasih ke teman-temannya. Kalau diajak omong menjawab sekenanya. Demikian juga, saya yang juga mengagumi ayah orang lain, ayah ipar laki-laki, seorang perwira tinggi polisi. Hidup jujur penuh wibawa, dihormati, selalu mendapat cerita keteladanan dirinya dari para anak buahnya. Sementara anaknya sendiri, ipar saya, malah acuh tak acuh. Kadang-kadang menurut saya, cara berkomunikasi kelewatan.

Aneh? Benar juga pepatah "Nabi itu tak pernah terkenal di wilayahnya sendiri." Dan saya ingat ajakan Adnan Buyung Nasution ABN untuk berbuat apa saja, yang pasti demi kebaikan dan keteladanan. Agar bangsa ini jangan sampai hancur dan runtuh, karena gejala ke arah sana sudah semakin membesar. Lalu, dari mana kebaikan dan keteladanan itu akan muncul? Kata orang semua harus dimulai dari keluarga!

PENEBAR KETELADANAN

Guna menebarkan keteladan, kita tidak usah menjadi Soegiyo Pranoto, Soekarno, Yos Soedarso, RA Kartini, Mahatma Gandhi, Bunda Theresa, Marthin Luther King Jr, Nelson Mandela dst... Jadilah seperti diri Anda sendiri, di mana Anda berada dalam berposisi terlebih-lebih sebagai kepala keluarga. Bisa serius mencapai tingkat di mana tindakan kita yang mengalir dari karakter kita sendiri. Pasti dengan efek baik maupun buruk dapat benar-benar berdampak pada orang-orang di sekitar kita.

Bagi saya, juga para rekan yang sudah berpredikat Adi Yuswa pasti punya segudang pengalaman dalam berintereaksi sosial. Saling mempe-ngaruhi mereka yang hidup, bekerja, saling menggembala, saling memandang, menilai, mendengarkan, memberi dan membagi, juga menerima. Semua itu menegaskan pengaruh kita kepada orang, terutama yang semula kita anggap "musuh" dan sulit untuk mempengaruhinya? Ternyata bisa!

Maka, dalam iklim adab dan keadaban sepertinya pendidikan karakter patut ditekankan kembali agar hidup lebih beradab. Bukan saja di keluarga tetapi juga di sekolah-sekolah yang merupakan symbiose. Anda di manapun berada kesempatan selalu terbuka untuk suatu keteladanan. Dan semua itu berawal dan bermula dari keluarga.

(Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi