Rabu adalah Koentji

 Agustinus D.S.  |     1 Mar 2014, 12:07

Pekan ini tepat di hari rabu, umat katolik seluruh dunia menandai hari pertama masa prapaskah dengan Rabu Abu. Lantas mengapa dimulai pada hari rabu? Kenapa bukan kamis ataupun minggu?

Rabu Abu juga sering disebut dengan istilah awal masa tobat 40 hari sebelum Paskah. Angka "40" mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).

Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari. Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu). Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu.

Mengapa dengan abu?
Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6). Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu. Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, "Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil" atau, "Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu" (you are dust, and to dust you shall return)."

Bagi beberapa orang, Rabu Abu dianggap sebagai simbol keseimbangan komposisi hitam dan putih dalam hidup. Warna hitam melambangkan kegelisahan, iri hati, kemalasan, kesombongan, kehilangan harapan. Sedang warna terang/putih melambangkan kemurahan hati, belaskasihan, solidaritas, harapan, kasih pengampunan dan pengorbanan. Kita sendiri kerap digulatkan pada dua warna yang berbeda. Terutama dalam berinteraksi dengan sesama ataupun Tuhan. Lalu, apakah kita akan "mangkir" dari rabu esok? "RABU ADALAH KOENTJI"

(dari berbagai sumber)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi