Pancasila Telah Lama Kehilangan Kesaktiannya

  2 Oct 2011, 22:22

Tepat seminggu sebelum Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, sebuah bom bunuh diri meledak di halaman Gereja Bethel Injil Sepenuh, GBIS Kepunton kota Solo. Lagi-lagi yang menjadi korban adalah orang-orang tak bersalah. Lalu, ada pertanyaan mengapa gereja selalu dijadikan sasaran? Apakah ada yang salah dengan gereja? Atau, yang lain yang membuat kita, manusia-manusia berotak waras akan selalu dijadikan sasaran berikutnya?

Pancasila Telah Lama Kehilangan Kesaktiannya

Lalu, kemana gerangan garuda Pancasila berada? Lho, kok Pancasila dijadikan sasaran "kambing hitam"?

Bangsa Indonesia ini memiliki bapak-bapak pendiri bangsa yang membanggakan, visi dan misi perjuangannya buat bangsa dan negaranya dengan melihat ke depan, begitu mengagumkan. Ya, semua itu terlihat dalam Pancasila. Penggalinya, Bung Karno (BK) dengan apa yang diamatinya, dari mulai penjajahan yang menindas ekonomi, politik yang banyak menyedot kemakmuran. Memunculkan ide emansipasi seperti humanisme, peri kebangsaan, demokrasi, keadilan yang dapat memperkuat karakter ke-Indonesia-an.

Persenyawaan antara komponen karakter asal yang mengendap laten (Indonesia yang plural) dalam benak BK harus menjadi pemersatu, visi emansipasi yang diidealisasikan seba-gai sumber jati diri, falsafah dasar dan pandangan hidup bersama. Bung Karno melihat masalah agama terutama Islam dan kebangsaan yang kala itu dilihat "saling mengecilkan" harus dikikis. Apa yang dipikirkan BK itu memang terjadi sangat nyata sekarang ini, bahkan menjadi batu ganjalan sejak Indonesia merdeka. Maka itulah yang menjadi dasar dari Roh Pancasila ketika dicetuskan oleh BK di pidatonya tanggal 1 Juni 1945.

Indonesia merdeka dan berdiri berkat budaya yang melekat pada bangsa ini, yaitu gotong royong. Mengutip Yudi Latif,cendekiawan Muslim, Ketuhanannya harus berjiwa gotong royong, demikian juga dengan perikemanusiaan dan perikeadilannya. Bukan mengarah ke eksplosif dan eksklusif. Jadi jangan sampai terjadi bom-boman, apalagi bom bunuh diri untuk menistakan sesama. Jiwa gotong royong juga harus menjadi roh kebangsaannya, mampu mengembangkan persatuan dari aneka perbedaan-Bhineka Tunggal Ika. Bukan meniadakan perbedaan atau menolak persatuan.

Begitu pula demokrasi gotong royong mengembangkan musyawarah dan mufakat. Bukan demokrasi yang didikte suara mayoritas, atau minoritas elit politik atau bahkan kolaborasi penguasa-pengusaha. Dan kesejahteraan pun juga gotong royong, mengembangkan partisipasi ekonomi dengan semangat kekeluargaan. Bukan kesejahteraan perseorangan! Kini, di zaman edan, Pancasila sudah kehilangan segala galanya.Mengutip Daud Joesoef, Ketuhanan YME menjadi Keagamaan YME.

Terlebih-lebih Kemanusiaan yang adil dan beradab, tak hanya diinjak-injak kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama, bahkan diizinkan membunuh kepada mereka yang dicap "darahnya halal". Pendek kata mau dipandang dari sudut manapun, sepertinya Pancasila sekarang ini sudah kehilangan kesaktiannya. Yang menggerogoti kesaktiannya ternyata, kita sendiri!

Sebenarnya, kita ini mau kemana sih?

(Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi