Polizeilich Verboten

  9 Jul 2013, 15:45

Sebelum jauh menyelidiki makna dan mau kemana dengan judul yang "asing" itu saya ingatkan bahwa tgl. 1 Juli adalah hari Kepolisian RI. Polisi Bhayangkara Negara yang dengan Tribratanya mengejawantah-kan tugas-tugas rutinnya menjadi pelayan masyarakat.

Hebat bukan? Namun andaikanpembaca diminta mengisi angka prestasi kerja hamba hukum itu dalam raportnya: tinta warna apa yang akan anda pilih? Tak pelak lagi: m e r a h.

Apa arti merah dalam raport? jelek. Meski merah adalah lambangkeberanian (bagi yang percaya). Polri memang berani dalam kondisi Negara seperti ini mempertaruhkan harga diri dan martabatnya menjadi polisi sejati. Lho apa ada polisi imitasi? Lihat saja di layar kaca. Tidak saja pangkat rendahan, melainkan tingkat jendral, ambil bagian dalam meramaikan penu­runan citra polisi dalam bentuk peng-ingkaran tehadap kodrat jiwa dan sikap polisi yang didamba masyarakat. Tak sesuai dengan tulisan Mochtar Lubis dalam bukunya: Citra Polisi. Nilai dalam raport di atas, menyadar­kan penulis untuk tidak terjebak dengan kemarahan kosong, mengkritik tanpa titip. Lebih baik kita melirik ke negeri seberang, berangan-angan punya polisi idaman. Apa kaitannya dengan judul?

Jerman Barat saat itu. Negeri terbelah-belah lantaran kalah perang. Kesempatan penulis tinggal di kota terkukung tembok Berlin, menemui semacam prinsip hidup, dalam tata aturan yang "diugemi" bukan seke­dar slogan. "Ordnung ist das haLb Leben". Peraturan adalah bagian dari hidup. Begitu mengendapnya semangat "berperaturan" penulis "katut" ikut tertib. "Kein warum ohne darum" - no why without because. Penulis ketularan "jujur". Tak perlu cari alasan kalau tak mampu mengerjakan (sesuatu). "Erst besinnen dan bag­innen" - mikir dulu mulai kemudi­an. Orang bekerja kadang tanpa mikir mengapa mengerjakan (menerobos tanda larangan parkir, muter, merokok, kencing, dsb). Pernyataan-pernyataan dalam bicarapun beda. Orang Inggris menyatakan: Everything is OK. OK itu apa? Orang Jerman menyatakan: Alles in Ordnung everything is in order. Semua dalam tata aturan. Itu menjadi obsesi orang Jerman yang mengendaki segala sesuatu hal dalam kehidupan rutin sekalipun berlangsung tertib teratur sebagaimana dituntut bunyi peraturan. Itu watak orang Jerman. Bagaimana dengan Polizeilich Verboten?

Tulisan Polizeilich Verboten ditemui di tempat-tempat yang amat sangat terlarang, dilalui dilewati dimasuki atau melakukan sesuatu - apapun - di suatu tempat tertentu. Adakalanya diikuti ancaman hukum. Gampangnya terjemahan: "Dilarang kera......" Apa artinya dilarang keras? Susah "divi­sualkan". Polizeilich mengandung sosok - polizei/polisi - yang identik dengan penjaga ketertiban keteraturan keamanan.

Melanggar aturan yang - polizeilich - sama dengan melanggar aturan-atu-ran dunianya polisi. Alangkah tinggi "harga" polisi di sana. Tentu tak sem­barang orang bisa, boleh menjadi anggota kepolisian. Konon bila ada anggota keluarga pernah "berurusan dengan polisi" jangan harap lamaran diterima. Roh semangat kerja polisi menyadarkan masyarakat akan perlu pentingnya kesadaran taat aturan bermasyarakat. Kesadaran sesaat saja, sering lebih berharga dari­pada pengalaman sepanjang hidup. Polisi tak perlu kecil hati tak dihargai. Bhayangkara Negara tentu tak meng­hitung untung rugi dalam mengabdi negeri tercinta ini.

(Suwanto Soewandi - St.Benedictus)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi