Doa Kepada Jiwa-jiwa Di Api Penyucian, Wujud Persekutuan

  18 Nov 2010, 22:07

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan berada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Luk.23: 43), demikian kata Yesus kepada penjahat yang bertobat. Kalau penjahat bertobat saja dapat berdiam di firdaus, apa gunanya mendoakan jiwa-jiwa orang beriman, bukankah mereka karena iman sudah di surga?

Kita lupa bahwa dosa selalu membawa konsekwensi. Adam dan Hawa diampuni, tetapi diusir dari Taman Eden (Kej 3: 16-24), Raja Daud diampuni dari dosa berzinah dengan Betsheba dan membunuh Uria, tetapi dihukum dengan kematian anaknya (2 Sam 12: 13-14), Nabi Musa dan Harun berdosa tidak percaya dan tidak menghormati kekudusan Allah, hingga tak membawa masuk tanah terjanji (Bil 20: 12), Zakharia tak percaya berita malaikat Gabriel hingga jadi bisu (Luk 1: 20) dll. Allah itu kudus (Im 19: 2) dan sempurna (Mat 5: 48); sesuai hakekat-Nya tak ada sesuatupun yang tidak kudus atau najis dapat masuk dalam surga. (Why 21: 27) dan bersatu dengan-Nya. Allah menginginkan kita jadi kudus dan sempurna (Im19: 2, Mat 5: 48) sebelum bersatu dengan Tuhan dan surga. Bila rasul Yakobus membedakan antara awal dosa dan dosa matang (Yak 1: 14-15), rasul Yohanes memperingatkan bahwa dosa ringan tak mendatangkan maut, tetapi dosa berat mendatangkan maut (1 Yoh 5: 16-7). Kita diselamatkan karena kasih karunia Allah oleh iman (Ef 2: 8, Titus 2: 11, 3: 7), tetapi agar iman kita tidak mati ia harus dinyatakan dan disertai dengan perbuatan (Yak 2: 17, 24, 26). Setelah wafat kita dihakimi menurut perbuatan kita (Why 20: 12).

Firdaus, paradise atau paradeisos dalam bahasa Yunani adalah tempat bagi orang beriman sebelum kebangkitan Kristus. Ini adalah "hades", "sheol" (Ibrani), tempat penantian (Luk.16: 23) menuju Api Penyucian dan Surga. Oleh kematian dan kebangkitan-Nya sebagai silih dosa-dosa kita, tempat penantian tak ada lagi karena Yesus telah membuka pintu gerbang surga. Yang ada hanya Surga, Api Penyucian dan Neraka. Ia disebut Api Penyucian (Purgatorium) bukan Api Pencucian, karena kita tidak dicuci melainkan disucikan disini agar layak berada dalam surga. Api kemuliaan Allah akan membakar semua ketidakmurnian yang masih ada dalam jiwa, sebab Allah adalah api yang menghanguskan (Ul 4: 24, Ibr 12: 29). Katekismus Katolik menjelaskan Api Penyucian sebagai kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan dalam persahabatan dengan Tuhan, namun belum sepenuhnya, sehingga memerlukan pemurnian selanjutnya setelah kematian. Pemurnian dalam Api Penyucian sangat berlainan dengan siksa neraka yang tak dapat lagi dibebaskan.

Kita dapat membantu jiwa-jiwa di Api Penyucian dengan doa doa kita, terutama dengan mempersembahkan ujud misa kudus bagi mereka. Ajaran untuk mendoakan jiwa-jiwa yang sedang dimurnikan dalam Api Penyucian terdapat di Kitab Suci misalnya 2 Makabe 12: 38-45, agar arwah arwah segera bersatu dengan Allah di surga, sebab berkat Tubuh dan Darah Yesus ia memperoleh hidup kekal (Yoh 3: 16, Yoh 6: 53-58). Bukankah kita yang masih berziarah di dunia, mereka yang dimurnikan di Api Penyucian dan mereka yang sudah berjaya di surga sebagai wujud persekutuan tergabung dalam satu Tubuh Kristus, selayaknya saling tolong menolong dalam menanggung beban? (Gal 6: 2). Yang kuat menolong yang lemah (Roma 15: 1) sebagai ungkapan nyata perbuatan kasih, juga untuk keselamatan kita sendiri, karena itu disebut indulgensi. Dalam iman akan persekutuan yang hidup doakan mereka yang masih dimurnikan, sedang mereka di surga mendoakan kita yang masih berziarah di dunia dalam ikatan persaudaraan anggota Kristus untuk selamanya, sebab maut telah ditelan dalam kemenangan Kristus Tuhan kita (1 Kor 15: 32).

(Ansano Widagdyo - Ratu Damai IV, Sumber: katolisitas. org Plus)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi