Selamat Pentakosta!

  13 Jun 2011, 08:44

Setelah selama 3 bulan kita berproses membaharui diri dengan puasa, pantang, dan menemani Yesus dalam puncak karya penebusan-Nya, sekarang pada hari Pentakosta ini kita diutus untuk memanggul salib Kristus meneruskan karya penyelamatan-Nya.

Masa puasa kita kita sebut juga Aksi Puasa Pembangunan. Artinya kita berpuasa sambil menyisihkan apa yang kita miliku untuk membangun kesejahteraan sesama. Dana dikumpulkan untuk modal gerakan pembangunan bagi kesejahteraan sesama. Karena tanpa karya nyata iman akan sia-sia.

Hari ini Roh Kudus bergabung dengan kita untuk mensukseskan Karya Pengutusan Kristus itu.

Bukankan untuk ini kita patut men-dapat ucapan selamat, diberi selamat karena dipercaya menjalankan tugas suci yang telah dirintis oleh Kristus.

40 hari kita bersama menjalani masa retret Agung merenungi semangat "Mari Berbagi" dan sekarang dengan kekuatan Roh Kudus kita diutus untuk "turun gunung".

Republik Indonesia - negara dan tanah air kita - masih sakit. Banyak pesoalan belum terselesaikan, bahkan belum tersentuh.

Banyak saudara kita sebangsa setanah air yang bernasib malang. Ketidakadilan, kemiskinan, kesenjangan, kelaparan, kecemasan, keputusasaan, penyakit dlsb. masih terjadi dimana-mana.

Kita merasa kecil dan tidak berdaya! Lalu apakah kita akan berpangku tangan?

Banyak saudara kita yang telah tergerak untuk memberikan setitik harapan, setitik kesegaran bagi penderita-an sesamanya. Ada gerakan pasar murah, berobat gratis dll. Aksi bakti sosial yang dijalankan oleh saudara-saudara kita. Namun ternyata semua itu masih bisa ditingkatkan.

Beberapa waktu lalu di siaran TV dapat kita lihat bagaimana dua gadis muda Nia dan Hanny, mempelopori gerakan pengumpulan koin untuk membantu mereka yang putus sekolah. Ada juga Boedi Soehardi - seorang pilot Singapore Airlines - membuka rumah penampungan anak-anak pengungsi Timor Timur. Ada lagi tuna netra yang dengan segala keterbata-sannya menolong tuna netra lain untuk mencari nafkah dengan berjualan produk karya mereka sendiri.

Kesenjangan yang makin parah di negeri kita memerlukan gerakan-gera-kan swadaya dari komunitas-komunitas kecil untuk saling berbagi dan bersama mengatasi masalah.

Refleksi kita apakah perbuatan kita sudah menghasilkan buah-buah perbaikan yang berarti?

Apakah aksi-aksi solidaritas pada sesama yang kita lakukan sudah efektif dan berkesinambungan? Karena baksos-baksos dengan membagi sumbangan, sembako atau "makanan enak" tidak akan effektif bila tidak membawa perbaikan yang berkesi-nambungan. Kiasannya itu semua baru memberi ikan, belum memberi kail. Apakah kita sudah cukup berbagi dalam bentuk keterlibatan nyata - tidak hanya ikut memberi sumbangan?

Marilah kita pikirkan aksi nyata apa yang bisa kita adakan untuk memberi mereka kail atau memampukan mereka membuat kail.

(Robby. P)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi