Hari Buku Nasional Antara Buku Dan Sebungkus Rokok

  27 May 2012, 12:40

Ketika buku "The Grand Design" karya ilmuwan fisikawan Inggris Stephen Hawking dan fisikawan AS Leonard Mlodinow diluncurkan, kaum agamawan menjadi ribut dan "mengutuk" isi buku itu. Namun tidak sampai melarang beredarnya buku itu, apalagi sampai mengadakan sweeping ala kampungan seperti di sini. Atau juga langsung menghukum penulisnya, kalau perlu mati karena darahnya halal? Pada pokoknya di mata para ilmuwan itu ketika berteori tentang penciptaan jagad raya, setelah mendalami penelitian dan menganalisa teori-teori. Dengan berani mengambil kesimpulan bahwa Tuhan tidak lagi mempunyai tempat dalam teori-teori penciptaan alam semesta, karena serangkaian perkembangan dalam fisika.

Kedua ilmuwan itu seperti sudah menemukan teori baru (secara ilmiah) dan sekaligus menantang teori sebelumnya dari Sir Isaac Newton, bahwa Tuhan pasti terlibat dalam penciptaan tata surya. Tidak mungkin alam bisa terbentuk hanya dari chaos, atau hanya "kuasa" alam saja. Sekali lagi Hawking dan Mlodinow sepakat, tak perlu pertolongan Tuhan untuk membuat alam raya tercipta. Di mana sebelumnya Hawking sendiri sudah menulis buku "A Brief History of Time" (1988), meneliti Bing Bang (lobang hitam) hanyalah konsekuensi dari huku gaya berat. Maka alam semesta dapat dan akan menciptakan dirinya dari ketiadaan. Penciptaan spontan adalah alasan bahwa ada sesuatu dan bukannya tidak ada, mengapa alam semesta ada, mengapa kita ada. Singkat kata kedua buku itu saling memperkuat sebuah asal usul alam semesta.

Semua itu hanya sebuah illustrasi menyambut Hari Buku Nasional 17 Mei, dimana buku merupakan salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan, baik diri sendiri, bersosialisasi dalam arti luas. Tentang penciptaan alam semesta itu sudah kita kenal sejak usia dini ketika belajar agama. Mencintai buku memang harus ditanamkan sejak anak-anak.

SUMBER PENGETAHUAN

Lalu pasti kita harus tahu terlebih dahulu siapa Stephen Hawking itu? Bagi mereka yang minat baca nama itu sudah tidak asing lagi. Seorang ilmuwan kini profesor fisika di Universitas Cambridge yang menderita cacat tu-buh, hanya bisa bicara dengan getaran pita suara yang diterjemahkan dengan komputer melalui sebuah layar. Ia menderita distrofi neuromaskular yang menyebabkan seluruh anggota badannya lumpuh sejak umur 21 ta-hun, Kisahnya memberi inspirasi jutaan ilmuwan di seluruh dunia.

Buku, sepertinya tak pernah lepas bagi mereka yang mengenyam dunia pendidikan dari sejak usia dini sampai merengkuh gelar sarjana. Bahkan sampai sekarang, buku masih menjadi sumber pencerahan untuk melengkapi wawasan, apalagi ketika kita masih harus bergaul, sosialisasi dalam arti luas.Terlebih-lebih dunia jurnalistik tidak bisa dipisahkan dengan buku. Mencintai buku berarti juga mencintai kehidupan, kata orang bijak. Dari buku kita bisa melihat bahwa "dunia" itu begitu luas dan beraneka ragam. Pastilah bahwa tidak semua orang mencintai segala buku. Seperti contoh penulis sendiri, amat maniak terhadap buku-buku sejarah.

Di toko buku terdapat "lautan" buku. Maka bagi Anda ada pilihan, buku atau sebungkus rokok? Bapak saya, ya, buku, ya rokok. Rasanya selera bukunya nurun ke anak-anaknya. Bukan selera rokoknya, ha,ha,ha,ha....

(Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi