Kasih Ibu

  16 Dec 2012, 20:49

RD Romanus mempunyai kisah yang menarik tentang ibunya. Untuk mencari nafkah, ayahnya harus meninggalkan rumah 3 bulan sampai setengah tahun. Selama itu ibu jadi kepala keluarga. Mereka enam bersaudara. Semuanya aktif dalam kegiatan gereja. Jangan heran karena rumah mereka ada di belakang gereja.

Nostalgia waktu kecil menunjukkan bahwa peran ibu sangat besar dalam membina keluarganya. Kalau ibu tidak bawel, rumah akan sepi. Bawel juga merupakan sapaan.

Surat II Yohanes 4-11 tertulis:

"Dan sekarang, aku minta kepadamu, Ibu - supaya kita saling mengasihi. Kamu akan mendapat upahmu sepenuhnya. Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tidak memiliki Allah. Barang siapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa mau pun Anak."

Kepada anak-anak muda, temukanlah hal-hal kecil yang indah dari ibu atau orang tuamu. Memang sangat mudah untuk melihat kekurangan orang lain. Seorang ayah dengan gemas menasihati anaknya: "Engkau boleh lupakan ayah, tapi jangan lupa pada ibu apalagi menyakitinya" ujarnya.

Rm. DR. Piet Go O.Carm dalam seminar keluarga di MBK mengatakan, bahwa ibunya bisa membesarkan sembilan orang anaknya, tetapi tidak ada satu pun anak yang bisa menjaga ibunya.

Rm. Heribertus Supriyadi O.Carm adalah imam yang selalu membicarakan ibunya yang dipanggilnya "simbok". Dalam rekoleksi Kerahiman Ilahi yang lalu, ia menuturkan: "Ketika ia sudah agak besar, apa yang dikatakan ibunya, selalu dibantahnya. Dua kata dari ibu, dijawabnya dengan 3 kata. Begitu seterusnya. Karena marah, ibunya mengambil ranting kayu yang kering berusaha memukul dan mengejarnya. Karena pemain volley yang lincah ini, tangkas pula berlari, sehingga sang ibu tak kuasa mengejarnya.

Siang hari, ia tidak pulang ke rumah. Keluyuran entah kemana. Baru malam hari ia pulang untuk makan karena lapar. Ibunya berusaha untuk menyapa dan berbaikan dengannya. Tapi jawaban tak keluar. Hanya bergumam: hem, hem. Ibu masuk ke dapur dan mengambil pisau. Katanya: "Jika engkau tidak senang, engkau boleh membunuhku" sambil meletakkan pisau dekat piringnya. Dari situlah ia belajar tentang pengampunan.

Anak-anak sekarang cepat lelah. Mereka merasa telah rajin pergi ke Gereja, tapi merasa tidak dapat apa-apa. Masuk ke rumah, bukan dapat sambutan ramah, malah diomel-omelin. Mereka tidak merasakan dan menyadari pergumulan yang ada dalam benak ibu/orang tuanya.

Kalau begitu, apa gunanya jadi Katolik? Mereka diajak atau jajan rohani di gereja non katolik. Walau pun akhirnya kembali lagi.

Utamakanlah kasih. Jika hati kita tertutup, cepat ada ledakan marah Kasih jadi omongan doang. Sapalah Tuhan sedikit demi sedikit. Curhat dengan Dia. Kalau tidak ada kehendak hati, orang akan mengeluh terus. Perintah saling mengasihi, bukan perintah baru, tetapi perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya.

(Tomas Samaria)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi