Paus Benediktus Xvi Sang Penjaga Doktrin Iman Katolik

  14 Feb 2013, 14:34

Meski hanya menjabat tugas sebagai Paus kurang dari 8 tahun sejak April 2005, namun reputasi Kardinal Josef Aloisius Ratzinger sebagai perfek Konggregasi Iman Katolik mempunyai sejarah panjang.

Ia ditugasi oleh pendahulunya Paus Pius II untuk menjaga kemurnian iman Katolik dari segala gempuran nilai-nilai yang berkembang. Dari masalah pastor perempuan, pastor boleh kawin, aborsi, euthanasia, perkawinan sejenis sampai boleh atau tidaknya para biarawan berjuang melawan penindasan. Sebagai seorang Jerman asli, Ratzinger bertipe kaku, ortodoks, disiplin dan koppig maka tak heran ketika itu ia juga dijuluki "Rotweillernya Tuhan".

Ketika Paus JP II wafat semua urusan Vatikan sampai upacara penguburannya, di komandoi oleh Ratzinger.

Dan sudah diduga, akhirnya ia terpilih untuk menggantikannya. Maka tak heran ketika mengawali tugas kepausannya, ia belum terlepas dari tugas pokoknya dengan menyinggung masalah diktator relativisme, DR. Ini sebuah ungkapan dari Vatikan sendiri bagi mereka yang anti Gereja dengan menuduh Gereja sebagai diktator otoriter. Ratzinger mengecamnya karena kelompok ini sangat mementingkan ego dan kemauannya sendiri.

DR ini merupakan paham yang mengecam pemikiran dan nilai yang datang dari Gereja dan merelatifkan semua nilai. Pengikutnya, misalnya, menilai Gereja tidak toleran terhadap persamaan, ada lesbian, homo, dan menganggap serta memutuskan pahamnyalah yang paling benar. Bahkan sampai ketingkat ancaman pembunuhan. "Kini manusia bergerak ke arah kediktatoran relativisme. Tak mengenal apa yang pasti dan hanya membiarkan ego serta hasrat sendiri sebagai ukuran terakhir." Demikian pidato awal Paus Benediktus XVI mengawali tugas kepausannya di 19 April 2005.

TEOLOGI PEMBEBASAN

Masalah lain yang tak kalah peliknya adalah bagaimana Vatikan mencegah agar Teologi Pembebasan (TP), - yang tumbuh subur di Negara-negara Amerika Latin, di mana para biarawan Katolik ikut berjuang melawan penindasan- jangan sampai meluas karena sudah menyusup ke arah Korea Selatan dengan nama Teologi Min Jung.

Paus Ben dalam kunjungannya ke Brasil Mei 2007 mengkritik TP yang beranggapan bahwa iman Kristiani harus ditafsir ulang secara khusus untuk membebaskan orang-orang tertindas dan ketidakadilan.

Gerakan ini sampai kini masih popular di Negara-negara Amerika Latin yang tertimpa disparitas yang semakin mencolok antara si Kaya dan si Miskin.

"Gereja adalah pembela keadilan dan kemiskinan, justru tidak memihak pada politisasi atau kepentingan tertentu," kata Paus Ben yang khusus memberi peringatan kepada Pastor John Sobrino SJ, tokoh TP El Salvador, yang menekankan aspek solidaritas bagi si miskin dan tertindas. Namun kurang menekankan aspek iman dan penebusan Yesus Kristus. Dan terlalu kuat penekanan pada karakter kemanusiaan Yesus. Tempat Kristologi bukanlah Gereja kaum miskin, tetapi iman apostolis yang diwariskan Gereja kepada semua generasi. Memang, konflik antara Vatikan dengan TP sudah berlangsung sejak 1980. Intinya TP terlalu menekankan aspek kepedulian sosial dan kurang memperhatikan demensi penebusan Yesus Kristus.

Dan pejuang penjaga Doktrin ImansKatolik ini akhirnya mundur sebagai Paus mulai 28 Februari 2013 mendatang.

(Ign. Sunito)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi