Allah Tri Tunggal Bukan Soal Berapa, Tapi Soal Bagaimana

  17 Jun 2011, 18:18

Istilah Tritunggal dirumuskan Gereja: Istilah Tritunggal Mahakudus tidak ada dalam Kitab Suci, diciptakan oleh Gereja, untuk mem-BAHASA-kan pengenalan akan Allah yang Esa sejauh Allah mewahyukan diri-Nya pada manusia. Dengan kata lain istilah Tritunggal Mahakudus dibuat oleh Gereja dan dijadikan sebagai Ajaran Gereja. Bahkan oleh Gereja ajaran Tritunggal Mahakudus di-DOGMA-kan (dijadikan ajaran resmi). Ajaran Tritunggal Mahakudus merupakan refleksi manusia yang luar biasa, dan merupakan keistimewaan, kekuatan, ajaran Kristiani, tapi sekaligus yang juga menimbulkan kesulitan LUAR BIASA terutama dalam relasi dengan mereka yang tidak mengimani Tritunggal Mahakudus. Apa yang bisa kita renungkan dari Hari raya Tritunggal Mahakudus ini? Kita akan mulai dari pemahaman bagaimana rententan akan Allah dalam iman Yahudi sampai pada ikan Kristiani.

Allah Tri Tunggal Bukan Soal Berapa, Tapi Soal Bagaimana

Orang Yahudi dan Allah yang EsaOrang Yahudi mengimani Allah yang Esa. Iman inilah yang diwariskan secara turun temurun. Bdk. Ul. 6: 4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Allah yang Esa ini diimani sebagai Allah yang maha segala-galanya. Iman Kristiani akan Allah memiliki latar belakang iman Israel tersebut. Dengan kata lain orang Kristiani mengimani Allah yang Esa.

Israeldan orang Kristiani mempercayai dan mengimani bahwa dalam diri Allah yang Esa itu memiliki Sabda dan memiliki Roh bahkan Allah adalah Roh. Bagi orang Yahudi dan Kristiani awal perihal Allah yang Esa yang memiliki Sabda dan Roh ini tidak menimbulkan banyak persoalan. Menjadi persoalan ketika Agama Kristiani berjumpa dengan kebudayaan dan filsafat Yunani yang mempertanyakan segala sesuatu. Termasuk bagaimana Allah yang Esa itu mengkomunikasikan diri-Nya, berkarya dan mewahyukan diri-Nya dalam sejarah karya keselamatan manusia?

Sabda menjadi Manusia: Dalam sejarah komunikasi Allah dengan manusia, Sabda Allah, firman Allah itu diwujudkan dalam bentuk antara lain dalam; suara kenabian para nabi atau dituliskan dalam bentuk Kitab Suci. Maka kitab Suci juga disebut Firman Allah, Sabda Allah. Puncak dari komunikasi ini adalah ketika Firman Allah menjadi manusia dalam diri Yesus, Putera Maria.Dengan demikian Firman Allah bukan hanya dalam bentuk petunjuk keselamatan (kitab suci) tetapi lebih dari itu firman itu menjadi manusia (Yesus) yang mampu memberi petunjuk sekaligus mengantar orang pada keselamatan itu sendiri. Maka Yesus, firman Allah yang menjadi manusia memiliki dua kodrat; karena Ia adalah Sabda Allah maka Ia memiliki kodrat ilahi, sekaligus Ia putra manusia Maria, maka juga memiliki kodrat insani. Inilah yang di kemudian hari dikenal dengan istilah Allah Putra, Pribadi kedua Allah Tritunggal.

Allah memberikan ROHNYASelain mengkomunikasikan diri-Nya melalui Sabda-Nya, Allah juga mengkomunikasikan diri-Nya melalui Roh-Nya. Bdk. Rom 5: 5 Kasih Allah dicurahkan dalam hati kita dalam Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita. Ternyata Allah terus menerus berkarya kepada manusia. Setelah zaman atau masa Firman yang menjadi manusia yakni dalam diri Yesus yang masuk dalam sejarah hidup manusia itu berlalu, Allah tetap mengkomunikasikan diriNya melalui Roh-Nya, yang disebut juga dengan Roh Kudus, Pribadi ketiga Allah Tritunggal.

BUKAN SOAL BERAPA, TAPI SOAL BAGAIMANASejak awal sebenarnya istilah Tritunggal dimaksudkan oleh St. Athanasius bukan untuk menjelaskan soal matematis Allah itu berapa, tetapi lebih untuk menjelaskan soal bagaimana Allah yang Esa itu mengkomunikasikan diriNya. Jika pertanyaannya Allah Tritunggal dari sudut matematis yakni berapa maka jawabannya juga matematis 3=1 dan 1=3 dan pasti ini akan membuat orang semakin bingung. Padahal masalahnya adalah Allah yang Esa dalam diri-Nya ada Sabda dan Roh. Allah yang Esa itu memiliki Sabda dan Roh-Nya, dan dengan Sabda dan Roh-Nya itulah Allah berkarya. Dalam ke-ESA-an Allah itu ada tiga Pribadi/Hypostatis/Prosopon (Yunani)/Persona (Latin) yakni Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus yang kemudian dikenal dengan istilah Tritunggal.

Allah Itu MisteriPada akhirnya harus kita akui bahwa Allah adalah misteri. Misteri tidak akan mampu ditembus oleh akal budi manusia yang begitu kecil dan terbatas. Akal budi manusia hanya mampu mengungkap Allah sejauh Allah sendiri mengkomunikasikan diri-Nya. Di luar yang diwahyukanNya, manusia tidak akan sanggup menangkap dimensi misteri Allah.

(Romo Heribertus Supriyadi O.Carm)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi