Manusia Diciptakan Bukan Untuk Dihilangkan

  19 Aug 2011, 16:01

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) melansir, sejak 1965 sampai dengan tahun 2003 saja, sebanyak 1.292 orang hilang di Indonesia. Mereka hilang dalam berbagai peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas politik maupun keagamaan.

Manusia Diciptakan Bukan Untuk Dihilangkan

Hilang Sebagai Sebuah KemungkinanAngka 1.292 bukanlah bilangan yang kecil, apalagi jika jumlah itu digunakan untuk menghitung orang. Mengapa orang perlu hilang? Lalu siapa yang ingin menghilangkan orang, dan untuk alasan apa?

Pertanyaan-pertanyaan itu, barangkali bermunculan di benak kita. Agak susah tampaknya untuk mencoba memahami, bahwa seseorang diciptakan Tuhan untuk kemudian dihilangkan begitu saja. Karena itulah, penghilangan orang secara paksa merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM).

Dalam kehidupan bernegara, orang dapat dihilangkan dikarenakan aktivitasnya dianggap mengancam kekuasaan. Bisa juga, orang itu dianggap mempunyai informasi yang membahayakan, atau menjadi korban dari politik kekuasaan negara. Meskipun jenisnya berbeda, pengertian tentangnya adalah sama: selama kekuasaan negara berlangsung secara represif, warga negara dapat menjadi korban.

Bersama Allah, Menemukan Yang HilangSampai kapankah orang-orang akan terus hilang? Apakah situasi ini merupakan situasi Kerajaan Allah? Perlukah kita memberikan tanggapan?

Yesus justru meneladankan, bahwa Ia hadir di dunia untuk manusia yang 'hilang'. Mereka yang hilang itu adalah orang-orang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Karena berbagai kondisi itulah, orang-orang tersebut dipandang sebelah mata, dilupakan bahkan dianggap hilang. Tak ada yang dapat dilakukan untuk mereka; tiada yang pantas diberikan bagi mereka. Mereka tak dihitung dalam sejarah, tak dianggap layak untuk mendapatkan hak-haknya sebagai manusia.

Yesus telah mengembalikan martabat manusia itu. Sampai seberapa jauhkah kita telah meneladani Yesus sendiri? Apakah kita telah mengupayakan yang terbaik bagi sesama kita yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel itu?

Dalam pusaran kehidupan bernegara, tantangan itu menjadi makin nyata, ketika sejumlah orang dinyatakan hilang. Mereka hilang karena hendak mengembalikan hak-haknya sebagai manusia. Sebagai umat beriman, kita terpanggil untuk tak hanya mengembalikan hak, tapi juga mengingatkan semua pihak bahwa manusia mempunyai martabat sebagai citra Allah. Yesus telah memulai, apakah kita hendak memungkiri?

(Helena D. Justicia)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi