Peduli Gizi, Peduli Pada Tubuh

  20 Jan 2012, 16:33

Siapa yang tidak mengerti arti kata gizi. Anak kecil juga tahu, karena sejak TK bahkan sejak Play Group sudah dicekoki dengan perlunya gizi sebagai kebutuhan utama tubuh.

4 sehat 5 sempurna adalah jargon yang selalu mengikuti kata gizi. Dan jargo-jargon tersebut sampai sekarang masih bisa kita temukan di Puskesmas dengan wajah yang sedikit baru, Pola Hidup Sehat.

Biar tidak nggladrah, kemana-mana, saya kembali ke gizi dan kebutuhan bagi tubuh. Karena Anda sudah sangat paham gizi, maka muncul pertanyaan nakal. Sudahkah Anda menerapkannya setiap hari? Aduh, jangan-jangan pertanyaannya terlalu lebar. Bagaimana kalau dipersempit. Anda pasti makan 3 kali sehari, dari yang 3 itu mana yang memenuhi standar makan dengan kepenuhan gizi seimbang? Pagi, siang, atau malam. Jangan-jangan tidak pernah menghitung, atau saat makan Anda sudah lupa dengan gizi, yang penting penting pakai nasi, yang penting ada sambel, yang penting makan, kenyang, titik.

Lebih lucu lagi, atau dalam ilmu gizi disebut tragis, saat kita menyantap makanan didasari keinginan untuk makan disebuah restoran di suatu mall dengan iming-iming diskon 50% atau by one get one free. Atau persepsi kita sudah diseragamkan bahwa makanan yang mahal, pasti hiegenis. Karena hiegenis pasti sehat. Karena sehat pasti kecukupan gizi pasti terpenuhi. Benar atau tidaknya persepsi itu kita kembalikan pada diri sendiri mengingat makan kini sudah lebih dari kebutuhan primer. Kini makan merupakan bagian dari gaya hidup.

Ah, kita kembali saja pada gizi atau yang oleh manusi ultra-modern disebut sebagai food-combining. Sekali lagi kita sangat paham dengan istilah tersebut, namun pelaksanaannya masih jauh panggang dari api. Apakah hal ini bisa disimpulkan dengan kata tidak peduli. Kesadaran untuk mengatur pola dan jenis makanan seringkali terjadi ketika sudah "tersandung" masalah kesehatan. Serta merta mencari ahli gizi terbaik, berjanji untuk patuh terhadap semua "petuah" dokter atau ahli gizi. Saya pun, jujur, tidak tertib dalam mengatur pola makan. Entah ini kesalahan siapa, tetapi kebiasaan makan itu adalah sebuah konsep yang harusnya terencana dan dibiasakan sejak kecil, sebelum lidah mengenal mana yang enak dan tidak serta mata yang tak gampang tergoda makanan yang tampak "lezat".

Dari semua teori, yang mungkin saja sedang anda yakini sekarang, tentang asupan gizi dan segala aturan di dalamnya ada satu hal besar yang harus diperhatikan yaitu seberapa besar kepedulian kita terhadap tubuh, badan kita ini. Bukan untuk menggurui, tetapi bila kita peduli maka secara otomatis kita peduli dengan apapun yang akan kita konsumsi.

Sekali lagi bukan bermaksud menggurui, tetapi bukankah kalau kita peduli pada gizi berarti kita peduli pada tubuh. Kalau kita peduli pada tubuh tentu kita akan peduli pada apapun termasuk orang lain disekitar kita. Peduli itu sehat.

(Felly)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi