Makna Yohanes Pembaptis Bagi Zaman Kita Di Indonesia

  27 Jun 2012, 00:49

Apakah situasi jaman di Indonesia tak memiliki kesamaan dengan jaman Yohanes Pembaptis? Bukankah pemberhalaan Negara hingga ada impunitas negara dari instrumen keadilan, de facto dalam beberapa peristiwa dari pengayom warga menjadi pelaku pembiaran, kekerasan dan diskriminasi menuntut pemaknaan Yohanes Pembaptis? Apalagi tindak kekerasan terhadap kebebasan beragama tahun demi tahun menunjukkan trend meningkat: 2010-117 kasus, 2011-244 kasus, tahun 2012 tetap meningkat.

Jawaban klasik bahwa hanya 1% rakyat Indonesia yang radikal tidaklah menyelesaikan persoalan. Mencari kambing hitam permasalahan juga tidak akan mendatangkan keuntungan apapun. Karena masalah utamanya adalah hilangnya kesadaran untuk bertobat.

Berlindung dibalik apapun termasuk menggunakan kitab suci dan agama sebagai tameng tidak akan menyelamatkan perbuatan yang kita lakukan, kecuali pertobatan tersebut menghasilkan buah yang sesuai dengan kehendak Allah.

Hidup adalah milik Tuhan serta anugerah kesempatan untuk memberdayakan diri memuliakan yang ilahi sebagai jawaban saat hidup kita kembali kepada-Nya. Tugas pengutusan dan pewartaan Kasih Tuhan meminta kita merenungkan kembali Yohanes Pembaptis: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat" (Matius 3: 2) serta "Jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu! Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu " (Lukas 3: 13, 14b). Yesus adalah potret Allah kehidupan yang meminta kita ikut memikul salib solideritas bela rasa mendengarkan mazmur requiem kaum lemah, kecil, tersingkir, buta, tuli, haus, lapar, tunawisma, para korban dll. Kata Uskup Agung Romeiro: "...dosa menyebabkan kematian Yesus sebagai Anak Allah, dan dosa terus menerus menyebabkan kematian masyarakat korban sebagai anak anak Allah".

Warta kabar sukacita dan Kerajaan Allah ditawarkan Yesus dimulai dengan seruan "....Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mrk 1: 15). Peristiwa Yesus menerima baptisan Yohanes diceritakan Markus 1: 9-11, Matius 3: 13-17 dan Lukas 3: 21-22 dengan penekanan yang berbeda beda. Yohanes 1: 32-34 juga merujuk peristiwa itu. Yesus mengikuti baptisan sebagai tanda solidaritas kepada mereka yang berdosa dan untuk mendukung apa yang dilakukan oleh Yohanes. Inilah yang disampaikan semua Injil, harapan Yohanes Pembaptis: pertobatan dalam diri semua yang dibaptis termasuk kita. Pemaknaan ini yang masih relevan di jaman ini. Kita dengar dalam bacaan 1: " Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa bangsa (Yes. 49: 1-6)" dengan tanggapan mazmurnya: "Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan (Mzm 139)". Diutus sebagai pewarta, apapun situasi negara, kita mempersiapkan jalan seperti Yohanes Pembaptis dan mengantar orang kepada Yesus mempersiapkan hati orang bagi Dia yang lebih besar dari Yohanes / kita, menunjuk pada "Dia yang lebih besar daripadaku". Bagi kita pun berlaku kesadaran Yohanes Pembaptis: " Dia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yoh 3: 30).

(Ansano Widagdyo - Ratu Damai 4)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi