Pendidikan Iman Sejak Dini

 Tomas Samaria  |     27 Apr 2014, 23:29

Pada suatu hari minggu siang di ruang perpustakaan 13/4 aku mendengar dialog seorang ibu kepada putra/i-nya agar mereka bergegas pergi rekoleksi Roses yang diadakan di lantai atas Auditorium MBK. Anak-anaknya nampak berat digiring ke sana. Namun akhirnya, aku melihat mereka juga pergi dengan diantar ayah dan ibunya.

S.Ignasius de Loyola (1491-1556) mengatakan: "Berikanlah anak-anakmu untuk dididik selama tujuh tahun, maka sampai delapan puluh tahun, mereka tidak meninggalkan iman mereka."

Kisah Yusuf yang dibuang oleh saudara-saudaranya ke dalam sumur. Walau pun ia berhasil jadi perdana menteri Mesir, tetapi berkat pendidikanYakub dan ibunya Rahel tidak pernah melupakan iman dan tanah tumpah darahnya. Sebagai seorang penguasa di istana Firaun, ia mau merendahkan diri untuk minta berkat bagi anak-anaknya yaitu Manasye dan Efraim dari seorang bapak yang hampir buta (147 tahun)(Kej 47:28). Dan ketika Yusuf (110 tahun) mau mati, ia berpesan agar tulang-tulangnya dibawa keluar dari Mesir. (Kej 50:25).

Karena iman maka Musa, setelah lahir disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya. Firaun memberikan perintah untuk membunuh anak sulung orang Ibrani. Walau pun Musa sempat diangkat anak oleh putri Firaun, tetapi ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan lebih besar dari pada semua harta Mesir. Musa sempat menggondol khazanah ilmu pengetahuan Mesir yang hebat seperti arsitektur Piramida dan Spynx(makam dengan kepala manusia dan tubuh singa). Karena iman maka Musa telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja (Ibr 11:24-30).

Ketika Tuhan tidak lagi menyukai perilaku Saul yang tidak taat perintah Tuhan, nabi Samuel diperintah Tuhan untuk mengurapi salah seorang anak Isai untuk menggantikannya sebagai raja. Bukan Eliab, Abinadab atau Syama dan anak-anak Isai yang lain, Tuhan menolaknya. "Bukan pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi. Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." Yang dipilih Tuhan adalah Daud: "wajahnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok."(I Samuel 16:6-13).

Santo Paulus menulis kepada Timotius:" Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau masih muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Bertekunlah dalam membaca kitab-kitab suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (I Tim 4:12-13.)

"Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu." (II Tim 1:5)

(Tomas Samaria)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi