Hari Arwah Semua Orang Beriman

  1 Nov 2012, 10:57

Tanpa dikenal Yesus berjalan di jalan menuju Emaus yang terletak kira-kira tujuh mil dari Yerusalem. Kedua murid Yesus diliputi oleh duka cita luar biasa karena kematian-Nya. Yesus mengingatkan mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk dalam kemuliaan-Nya?"

Tidak berlangsung sampai makan malam, kedua murid itu mengenali Yesus kembali dan memahami apa yang telah disabdakan-Nya.

Kita pun dapat mengambil posisi Yesus untuk menghibur mereka yang baru saja ditinggal mati oleh kekasih-kekasih mereka.

Jika ada teman kita yang berduka, kita pun ikut terluka. Dengan hadir dan menghibur, kita berusaha untuk menguatkan mereka. Mendengarkan adalah jalan terbaik untuk berkomunikasi. Kita dapat membantu beri pen-jelasan, mengapa kematian itu harus terjadi. Mendampingi mereka yang baru saja ditinggalkan orang yang dikasihinya, kita dapat menyampaikan Sabda Allah seperti yang telah dialami murid-murid di Emaus.

Sebagai seorang kristiani, bolehkah kita bersedih? Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus mengatakan: "Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?". (1Kor 15: 55)

Sebagai seorang beriman, kita diajar bahwa kematian bukanlah akhir kehidupan kita. Jika demikian, mengapa masih galau? Kematian pasti ada sengatnya!

Yesus juga menangis atas kematian Lazarus. (Yoh 11: 35). Tidak meragukan, Yesus ikut terharu atas kesedihan yang dialami oleh Maria dan Marta di Betania. Yesus juga merasa pedih dengan kematian Lazarus yang ia cintai.

Perikop ini menunjukkan bagaimana Tuhan peduli atas kesedihan dan perasaan kita. Tuhan tau apa yang sedang menimpa diri kita!

Kata-kata penghiburan, seperti "Ia sudah ada di samping Tuhan"; "Ia sudah ada dalam pelukan Tuhan". Atau "Itu sudah jadi kehendak Tuhan". Semua itu tidak menolong.

Sebagai orang Kristen kita menyadari hal itu. Orang yang ditinggalkan butuh dukungan dan empati, bukan ocehan

Kita juga bisa mengeluh: "Mengapa hal itu harus terjadi?". "Jika Tuhan me-ngasihi kita, mengapa hal ini harus terjadi?"

Duka cita berjalan menurut aturannya. Samuel Johnson menulis: "Ketika duka masih membara, setiap usaha untuk menghindarinya hanya tinggalkan luka; dan kamu harus menunggu sampai padam apinya".

Kita tidak dapat menghindari kematian merenggut jiwa seorang yang kita kasihi, tapi kita dapat hidup terus tanpa dia." Aku mencintai ayah ibu, saudara-saudaraku yang lebih dulu kepangkuan Bapa Surgawi. Tuhan mengasihi kita. Tuhan peduli suka dan duka kita. Pasrahkanlah hanya kepada Yesus.

(Tomas Samaria,Sumber Carmel Contact, Australia, No.91,September 2012)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi