Yesus Dipersembahkan di Kenisah (Luk 2: 22-40)

  31 Jan 2012, 07:12

Setiap tanggal 2 Pebruari, 40 hari setelah Natal, Gereja merayakan Yesus dipersembahkan diKenisah. Dasar persembahan ini ialah ketentuan hukum Musa, yakni bahwa setiap anak sulung laki-laki harus dikuduskan bagi Tuhan (Kel 13: 2). Mengapa? Anak sulung laki-laki itu diakui sebagai milik Tuhan sendiri, anugerah Tuhan yang harus dikembalikan lagi kepada-Nya.

Yesus Dipersembahkan di Kenisah (Luk 2: 22-40)

Mempersembahkan anak kepada Tuhan, berarti mengakui bahwa Tuhan itu pemilik kehidupan dan pemberi kesuburan.

Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah harus menyadarkan kita akan anugerah kehidupan yang lebih besar lagi, yakni panggilan kita menjadi Kristen. Kita telah menjdi Kristen karena Yesus. Dia anugerah yang paling besar yang diberikan Allah kepada kita.

Sineon dan Hanna adalah orang yang paling berbahagia di Kenisah saat itu. Kerinduan menantikan penghiburan terkabul. Sambil menyambut dan meneteng bayi itu, Simeon memuji Tuhan penuh syukur (Luk 2: 29-32). Ia melihat bayi yang digendongnya itu, ternyata suatu anugerah yang paling besar, yaitu kehidupan baru: Keselamatan (=Terang) yang berasal dari Allah.

Lalu apa arti pesta ini bagi kita? Kita patut bersyukur, karena kita sudah mengalami keselamatan, Terang Kristus. Kita bukan lagi hidup dalam kegelapan, melainkan dalam Terang Kristus yang menyinari kita semua. Karena itu kita patut bersyukur, sebab kita telah menjadi manusia baru dan terang bagi sesama di dalam Yesus yang adalah Terang. "Kamu adalah terang dunia" sabda Tuhan, "....hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Mat 5: 14-16). Jadilah saksi Terang Kristus di tengah kegelapan dunia, khusus di tengah masyarakat kita yang mempunyai mata, tetapi tidak melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar jeritan masyarakat yang mengalami kemiskinan, perlakuan tidak adil dan pelanggaran HAM. Sebagian kecil masyarakat, terutama elit pemimpin hidup bermewah-mewah di tengah penderitaan orang kecil dengan hasil korupsi. Jadilah terang yang berani melawan arus, berani jujur, adil dan peduli sesama yang menderita di depan mata kita. Siapa lagi pembela orang kecil, kalau bukan kita anak-anak terang?

(Romo Poespo O.Carm)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi