Pemuda dan Pemudi: Tak Lagi Butuh Sumpah

  30 Oct 2011, 17:12

Pemuda, sosok yang tergambar di benak adalah laki-laki, gagah, penuh semangat dan hal-hal yang positif lainnya. Begitu pula pemudi, sebutan untuk sosok perempuan yang bukan hanya berumur muda tapi berjiwa muda dan penuh dengan keinginan yang kuat menghadapi banyak hal yang tidak selalu mudah. Dan ketika kata pemuda dan pemudi diucapkan selalu diikuti oleh bara api, perjuangan, pengorbanan. Singkat kata, pemuda dan pemudi adalah orang yang berjiwa muda yang rela mengorbankan apa saja yang dimilikinya, kalau perlu nyawanya akan diberikan demi sesuatu yang diyakininya.

Tapi kini ketika kata pemuda dan pemudi diucapkan yang tersisa hanyalah sebuah "ikon". Sosok muda yang ada di masa lampau, di zaman perjuangan yang sebenarnya, pergerakan, perang, perjuangan, darah, gugur, menang. Kata atau istilah dalam bahasa memang punya usia, punya masa.

Pemuda atau pemudi telah diganti menjadi muda-mudi, kemudian dipersempit lagi menjadi kelompok umur, orang muda, atau lebih kasual dan lebih catchy, cowok dan cewek. Masalahnya bukan pada degradasi atau penyederhanaan katanya. Tapi yang turut hilang didalamnya adalah kobaran api yang padam. Tak bermakna. Cowok dan cewek adalah sekumpulan anak berusia muda dengan gender yang berbeda pula. Modar!

Tapi sudahlah, mungkin karena merasa kehilangan sehingga penulis jadi melankolis. Bara semangat yang hilang mungkin tidak hilang hanya berbeda bahan bakarnya. Apapun bahan bakarnya, dulu kompor mengeluarkan api dan panas jika dipegang. Tapi bukankah kini ada kompor induksi yang tidak panas jika dipegang. Beda zaman, beda teknologi.

Tapi, masih tidak terima dengan jawaban di atas. Penulis masih merasa adanya empthyspace. Semangat yang membara dalam menghadapi banyak hal dalam hidup itulah yang saat ini juga mulai menjadi barang langka. Ironisnya menjadi sangat mahal. Bagaimana tidak mahal, untuk mendapatkan bara semangat kita harus merelakan waktu dan uang jutaan rupiah untuk menghadiri sebuah pelatihan yang dinamakan "motivasi". Padahal barang yang mewah itu sudah ada disetiap aliran darah dan tarikan nafas. Apa yang sedang terjadi pada pemuda atau pemudi yang kini telah kehilangan nalurinya, kehilangan kepekaannya?

Ah, mungkin pemuda dan pemudi, telah menjadi istilah yang lawas, istilah lama yang penuh memori di benak para orang tua atau orang-orang yang pernah menjadi pemuda dan pemudi di puluhan tahun yang lalu. Namun, tak muluk dan berlebihan, jika cowok dan cewek di era ini punya pematik dalam tubuh dan juga pola pikir yang positif, berapi dan penuh semangat. Dengan cara yang berbeda, dengan teknologi yang lain. Orang-orang yang merasa lawas harus percaya pada mereka 1001%. Siapapun mereka kini tetap saja agen perubahan. Yang bisa merubah apapun dalam waktu singkat.

Mungkin saja yang mereka lakukan tidak terlihat. Mungkin mereka tidak sedang membuat sebuah gerakan besar, kolosal, cukup dengan diri sendiri, di depan komputer dan ber-BBM. Tapi Timur Tengah runtuh karenanya.

Pemuda atau pemudi, cowok atau cewek apapun sebutannya pastilah orang-orang yang punya semangat untuk hidupnya, tak perlu lagi berjanji atau bersumpah. Mereka hanya melakukan dan melakukannya, SAJA!

(Ratna Wina & Masmoer)

Lihat Juga:

Tema Minggu (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi